Bersiap "New Normal"
Kepala Negara meyakini jika protokol kesehatan dipatuhi maka kurva R0 dan Rt penyebaran Covid- 19 akan turun. Jalan tengah yang diambil dengan akan diterapkannya kehidupan new normal ini memang untuk menyeimbangkan faktor kesehatan dan faktor ekonomi. Namun, rencana tersebut menurut pengamat ekonomi adalah bentuk keberpihakan pemerintah pada kelompok bisnis dan akan terus menguras uang negara untuk meredam penyebaran virus korona yang semakin sulit dihentikan.
Buktinya, para pengusaha menyambut protokol normal baru bagi perkantoran dan industri, yang rinciannya diumumkan Kementerian Kesehatan, Selasa (26/5). Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, merilis Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/ MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), melalui Direktur Eksekutif, Agung Pambudi, menyambut positif panduan kesehatan tersebut guna menghindari keterpurukan ekonomi yang lebih parah. Melihat situasi dan kondisi perkembangan Covid-19 dengan kepatuhan masyarakat pada aturan kebijakan PSBB, protokol kesehatan, memang wajar sebagian masyarakat sangat khawatir, Covid-19 di Indonesia akan cukup lama teratasi. Sampai kapan Indonesia akan terbelenggu oleh wabah ini, kita pun tak tahu.
Tetapi, bagi kita, keselamatan warga harus tetap menjadi prioritas dan jika new normal memang harus berlaku maka berbagai aturan dan kebijakan yang akan dilaksanakan, harus dipatuhi dengan ketat. Kesadaran tinggi masyarakat harus diikuti dengan penegakan hukum yang konsisten terhadap mereka yang melanggar, agar keseimbangan yang diharapkan akan terwujud.
Komentar
()Muat lainnya