Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PREDIKSI RUPIAH

Berpotensi Menguat Lanjutan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dollar mencatat persentase penurunan harian terbesar dalam enam pekan pada akhir perdagangan Sabtu (8/1) pagi WIB, setelah laporan pekerjaan AS untuk Desember meleset dari ekspektasi, tetapi masih dipandang cukup kuat untuk mempertahankan jalur pengetatan Federal Reserve (The Fed). Kondisi tersebut menjadi momentum bagi aset berisiko, termasuk rupiah, melanjutkan penguatannya.

Departemen Tenaga Kerja mengatakan data penggajian (payrolls) nonpertanian naik 199.000 bulan lalu, jauh di bawah perkiraan 400.000.

Laporan tersebut juga meningkatkan ekspektasi The Fed akan mulai menaikkan suku bunga pada pertemuan Maret, dengan suku bunga federal fund berjangka menyiratkan peluang kenaikan 90 persen, meningkat dari peluang 80 persen pada 5 Januari lalu.

"Meskipun berita utama mungkin tidak mencapai konsensus, konsensus tidak terlalu menjadi masalah bagi The Fed. Bagi mereka, ini mungkin membenarkan kecenderungan hawkish mereka," kata Brian Jacobsen, ahli strategi investasi senior di Allspring Global Investments di Menomonee Falls, Wisconsin.

Indeks dollar turun 0,546 persen pada 95,734, penurunan terbesar sejak 26 November, ketika kekhawatiran tentang varian virus korona Omicron mulai mengguncang pasar.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (7/1) sore, ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.351 rupiah per dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top