Berpotensi Melemah Lanjutan

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (9/6). Sentimen eksternal diperkirakan masih berpengaruh kuat terhadap pergerakan rupiah.

Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri memperkirakan pelaku pasar masih menanti atau wait and see rencana kenaikan suku bunga The Fed dalam pertemuan dewan kebijakan (FOMC) mendatang seiring dengan tingkat inflasi AS yang masih tinggi.

Reny memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (8/6), bergerak di kisaran 14.434-14.512 rupiah per dollar AS.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (8/6) sore, ditutup melemah seiring optimisnya data perdagangan Amerika Serikat (AS). Rupiah ditutup melemah 38 poin atau 0,26 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.492 rupiah per dollar AS.

"Outlook dollar AS menguat seiring data perdagangan AS dan harapan anggaran AS yang optimistis," kata Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta.

Defisit perdagangan AS pada April menandai penurunan bersejarah sebesar 19,1 persen menjadi 87,1 miliar dollar AS. Data untuk Maret juga direvisi lebih baik menjadi defisit 107,7 miliar dollar AS dari laporan sebelumnya defisit 109,8 miliar dollar AS.

Sementara itu, terkait anggaran AS, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memberikan kesaksian tentang anggaran tahun fiskal 2023 di hadapan Komite Keuangan Senat bahwa ekonomi AS menghadapi tantangan dari tingkat inflasi yang tidak dapat diterima serta adanya hambatan dari rantai pasokan.