Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpotensi Lanjutkan Pelemahan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya jelang akhir pekan ini. Faktor geopolitik dan instabilitas politik di dalam negeri diperkirakan membebani pergerakan rupiah.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat dollar AS masih akan melanjutkan penguatannya seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Selain itu, risiko geopolitik juga tetap menjadi pusat perhatian investor. Perundingan gencatan antara Israel dan Hamas gagal mencapai kata sepakat.

Dari domestik, Ibrahim melihat rupiah terseret sentimen negatif adanya demonstrasi terkait Pilkada. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggap sebagai angin segar bagi demokrasi telah dibegal melalui persetujuan revisi Undang-Undang Pilkada yang berlangsung kilat di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (23/8), bergerak melemah di kisaran melemah di rentang 15.590-15.650 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir perdagangan, Kamis (22/8) sore, melemah 100 poin atau 0,65 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.600 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi di tengah defisit transaksi berjalan Indonesia yang melebar pada triwulan II-2024.

"Hari ini, Bank Indonesia merilis neraca pembayaran, termasuk neraca transaksi berjalan, untuk triwulan II-2024," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta.

Pada triwulan II-2024, transaksi berjalan mencatat defisit 3 miliar dollar AS, setara dengan 0,9 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2024 tercatat sebesar 2,4 miliar dollar AS atau setara dengan 0,7 persen dari PDB .

Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari perkiraan Josua bahwa defisit transaksi berjalan akan melebar ke 0,85 persen dari PDB, didorong oleh defisit pendapatan primer yang meningkat secara musiman.

Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Bulan Agustus 2024 memutuskan mempertahankan BI-Rate pada level 6,25 persen untuk mendukung stabilitas rupiah karena BI masih memandang risiko ketidakpastian global masih tinggi.

Baca Juga :
Rupiah Masih Melemah


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top