Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PREDIKSI RUPIAH

Berpotensi Berbalik Melemah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dollar AS menguat pada akhir perdagangan, Rabu (25/5) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Kamis (26/5) pagi WIB, menahan sebagian besar kenaikan sebelumnya setelah risalah dari pertemuan bank sentral Federal Reserve (The Fed) Mei menunjukkan sebagian besar peserta percaya kenaikan suku bunga setengah poin kemungkinan akan tepat pada Juni dan Juli. Situasi tersebut bakal menjadi tekanan bagi rupiah.

Semua anggota dewan kebijakan The Fed (FOMC) pada pertemuan kebijakan pada 3-4 Mei lalu mendukung kenaikan suku bunga (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan ini untuk memerangi inflasi. Menurut mereka, inflasi di AS saat ini menjadi ancaman utama bagi kinerja ekonomi dan berisiko makin melaju cepat jika The Fed tak mengambil tindakan.

"Saat melakukan sepasang kenaikan suku bunga 50 basis poin selama dua bulan ke depan, The Fed kemungkinan akan akan menyimpan kartunya lebih dekat ke dadanya (berhati-hati), menunggu untuk melihat bagaimana prospek dan risiko terungkap sebelum menawarkan apa yang kami harapkan akan menjadi sinyal kebijakan kuat lainnya. Artinya, kecuali perkembangan inflasi yang mengkhawatirkan lebih lanjut memaksa The Fed untuk meletakkan kartunya di atas meja," kata Michael Gregory, wakil kepala ekonom di BMO Capital Markets.

Indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang sejenis, turun sedikit setelah risalah Fed dan terakhir naik 0,285 persen pada 102,04.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (26/5) sore, ditutup menguat 43 poin atau 0,3 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.618 rupiah per dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top