Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Berpeluang Menguat Lanjutan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dollar AS jatuh pada akhir perdagangan Senin (31/1) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Selasa (1/2) pagi WIB, dan membukukan penurunan harian terbesar sejak November lalu. Kondisi tersebut mendorong peluang mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, bergerak di zona penguatan.

Indeks dollar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,7 persen hari ini, persentase penurunan harian paling tajam dalam dua bulan. Tetapi, selama Januari, greenback naik hampir 1,0 persen.

Pelemahan itu karena investor mengkonsolidasikan keuntungan setelah mencapai tertinggi 1,5 tahun, Jumat (28/1) di tengah ekspektasi laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mulai Maret mendatang.

"Dominasi dollar sebagian besar telah diperkirakan karena Fed sekarang tampaknya siap untuk memberikan kenaikan suku bunga 5-7 kali tahun ini," tulis Edward Moya, analis pasar senior, di OANDA, dalam sebuah catatan penelitian.

Pelemahan dollar AS tersebut berpotensi menjadi sentimen positif bagi pergerakan rupiah untuk melanjutkan penguatannya. Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (31/1), atau jelang Tahun Baru Imlek ditutup menguat 7 poin atau 0,05 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.368 rupiah per dollar AS.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, sentimen pasar global terhadap aset berisiko menjadi positif hari ini. Indeks saham Asia seperti Nikkei dan Hang Seng ditutup positif. Indeks saham Eropa pun dibuka menguat.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top