Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bermain untuk Pulih, Menyembuhkan Trauma Anak-anak di Pengungsian Gempa Bandung

Foto : Dok. Kemensos
A   A   A   Pengaturan Font

Lagu tersebut melanjutkan panduan penting seperti "Lamun aya gempa jauhan anu bahaya," yang berarti "Jauhi benda berbahaya," dan "Lamun aya gempa lumpat kanu laluasa," atau "Lari ke tempat terbuka."

Untuk mencegah kepanikan, anak-anak juga diajarkan melalui lirik "Lamun pasesedeuk, tong suntrung-suntrungan," yang artinya "Jika ramai, jangan saling dorong," dan "Ulah parebut, lumpat kanu aman," atau "Jangan berebut, lari ke tempat yang aman."

Meskipun berhasil membuat anak-anak memahami mitigasi bencana lewat lagu, Igun mengatakan ia belum meminta izin kepada keluarga Abah Sambas, pencipta lagu Manuk Dadali. Namun ia yakin, keluarga tidak akan keberatan karena lagu tersebut digunakan untuk tujuan kebaikan dan tidak dikomersilkan.

Lewat lagu, Igun berharap anak-anak bisa melakukan penyelamatan diri. Sejak gempa bermagnitudo 4,9 yang terjadi pada 18 September lalu, lebih dari 30 kali gempa susulan masih terjadi.

"Saat gempa lagi mereka bisa melakukan penyelamatan yang lebih baik. Karena kemarin-kemarin kan mereka pada berebut, injek-injekan, desak-desakkan," jelasnya. Gempa utama terjadi pukul 09.41 WIB, saat itu anak-anak sedang berada di sekolah.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top