Bermain Air sambil Menjaga Lingkungan
Foto: FOTO-FOTO: DOK/KCEMasih banyak warga yang tidak peduli dengan lingkungan. Mereka membuang sampah tidak pada tempatnya.
Melakukan aktifitas di kali berarti badan siap terciprat atau basah terkena air kali. Risiko basah kuyup itulah yang diterima dengan lapang dada oleh Komunitas Caringin Engram (KCE), sebuah komunitas pecinta lingkungan. Dalam beraktivitas, komunitas lingkungan ini tidak segan-segan basah kuyup terendam air kali demi kali bebas sampah.
Untuk mengambil sampah yang berada di Kali Caringin, anggota KCE rela menceburkan diri ke dalam kali. Berbekal ban dalam bekas truk sumbangan warga, mereka akan mengapung-apung di sepenjang kali sambil membersihkan sampah yang ada di wilayah tersebut.
Lantaran dilakukan bersama- sama, aktifitas yang lebih sering disebut Patroli Air malah membawa suka cita untuk para anggotanya. Canda dan tawa sering mengiringi kegiatan komunitas di dalam kali.
Di sisi lain, mereka memiliki tanggung jawab untuk membersihkan kali dari sampah. "Kalau mau ikut patroil air harus bawa baju ganti," ujar Fredi Triansha, Ketua KCE melalui aplikasi komunikas, selsa ak. Rabu (27/3).
Selain membersihkan sampah, dalam patroli air, KCE sekaligus mengangkat pohon tumbang yang menghalangi laju air dan menentukan titik gundukan sampah yang berada di bantaran Kali Caringin dan sekitarnya. Biasanya, patroli dilakukan seminggu sekali.
"Namun dilihat dari debit airnya," ujar dia. Ia hanya melihat secara kasat mata untuk menentukan deras dan surutnya debit kali.
Sampah menjadi masalah yang tak pernah selesai. Kali yang terbentang luas tanpa ada "satpam" sebagai penjaganya seolah menjadi "tong sampah" untuk masyarakatnya.
Padahal kali yang tercemar tidak hanya menyebabkan banjir, ekosistem hilang, munculnya berbagai penyakit sampai air limpahan dari alam tidak dapat dimanfaatkan kembali.
"Masih banyak warga yang tidak peduli dengan lingkungan. Mereka membuang sampah tidak pada tempatnya,"ujar dia.
Patroli Air menjadi gerakan untuk mengambil sampah dari kali. Tujuannya tidak lain supaya kali bebas sampah dan lingkungan kali dapat terjaga kebersihannya.
Atas dasar masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarang di kali, Fredi dan teman-temannya mendirikan KCE pada Januari 2019. Tujuannya tidak lain untuk menyadarkan masyarakat sekaligus mengajak masyarakat untuk membersihkan kali dari sampah maupun pohon tumbang.
Komunitas tidak membatasi usia peserta, mulai 8 sampai 50 tahun bergabung di komunitas ini. Hingga kini, jumlah anggota yang terkumpul dalam WhatsAap Group sebanyak 30. Di luar itu, kegiatan selalu didukung oleh berbagai penggiat lingkungan lainnya.
Fredi mengatakan tidak ada syarat khusus untuk bergabung. "Hanya mau basah terkena air kali," ujar dia.
Hal ini tidak lain, lantaran kegiatan lebih banyak dilakukan di dalam kali selain berkumpul setiap malam di posko komunitas. Hanya dengan kepedulian masyarakat, lingkungan tempat tinggal dapat terjaga kebersihan dan kelestariannya. din/E-6
Kepedulian Bersama Menjaga Lingkungan
Menjaga kelestarian lingkungan kali bukan sekadar gagah-gagahan. Berbagai permasalahan bermunculan akibat lingkungan kali yang tercemar. Jika dibiarkan, bukan mustahil lingkungan makin tidak mendukung kehidupan manusia.
Kali sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitar, kondisinya makin memprihatikan. Sampah maupun limbah pabrik makin mendominasi memenuhi sejumlah kali, terutama kali di daerah penyangga Jakarta. Fredi berani mengatakan bahwa kondisi air kali di daerah penyangga ibukota sudah tidak layak konsumsi.
"Kalau kondisi air kali di sekitar Sawangan, Depok, Bogor saat ini tidak layak konsumsi, karena sudah tercemar oleh sampah dan juga limbah," ujar dia. Bogor dan sekitar yang terkenal sebagai kawasan penuh vegetasi makin tidak bersahabat dengan alam akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Sampai saat ini, sampah rumah tangga cukup mendominasi sebagai penyebab pencemaran sungai.
Banyaknya perumahan yang bermunculan tanpa penangan limbah rumah tangga yang memadai menjadikan kali kian tercemar.
"Karena itu banyak perumahan yang aliran gotnya langsung ke kali," ujar dia tentang perumahan yang bermunculan di sekitar tempat tinggalnya Sawangan, Jawa Barat.
Akibatnya berbagai masalah lingkungan bermunculan. Selain air tidak lagi layak konsumsi, berbagai ekosistem dan populasi sungai turut hilang.
Belum lagi, masalah banjir yang telah menjadi siklus tahunan akan makin diperparah dengan aliran air yang terhambat akibat tumpukan sampah.
Menjaga lingkungan di sekitar sungai merupakan cara sederhana untuk menjaga lingkungan hidup manusia.
Namun, cara yang terbilang sederhana tersebut tidak mudah dalam pelaksanaannya. Sampai hari inipun, masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai.
Fredy mengakui bahwa dirinya maupun penggiat lingkungan lainnya memiliki pekerjaan rumah yang tergolong panjang, yaitu untuk menyadarkan masyarakat peduli lingkungan.
Hal ini tidak lain, lantaran adanya perubahan kebiasaan, dari kebiasaan membuang sampah di kali menjadi membuang sampat di tempat sampah.
Namun, ia tetap optimis. Bersama teman-teman penggiat lingkungan, ia tidak pernah lelah mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan. din/E-6
Generasi Milenial Peduli Lingkungan
Tidak selamanya, waktu masa muda diisi dengan penuh hura-hura semata. Banyak aktifitas orang muda yang lebih berguna, misalnya, turut serta dalam aksi membersihkan kali merupakan salah satunya.
Dengan peduli lingan untuk membersihkan kali, mereka bisa meraup manfaatnya, kali menjadi bersih, bebas banjir, bebas penyakit dan terutama menjadi warisan lingkungan terjaga untuk anak cucu kelak.
Hal tersebut yang dirasakan Raficecep, 19, wiraswasta. Dia merasakan membersihkan kali bersama anggota komunitas merupakan kegiatan positif dan menyenangkan.
"Seru juga, banyak teman-teman dan banyak hal positif yang bisa diambil hikmah dalam melestrikan lingkungan," ujar dia melalui pesan
Laki-laki yang bergabung di KCE sejak 2019 ini berpendapat bahwa kebersihan kali tidak hanya tanggung jawab petugas kebersihan.
Yang utama, masyarakat perlu sadar untuk tidak membuang sampah di kali serta menjaga kebersihannya. Upaya tersebut selalu ia suarakan terutama pada masyarakat yang tinggal bantaran kali.
Tidak hanya sampah, segala hal yang menghambat aliran sungai perlu dibersihkan dari kawasan tersebut. Misalnya, pohon tumbang, pohon tumbang mengakibatkan tersumbatnya sampah pada aliran sungai. Sehingga, pohon yang kerap tumbang, khususnya pada musim hujan, perlu segera disingkirkan.
Aldino Pratama Riskoto, 19, teknisi menganggap aksi bersih-bersih sungai merupakan kegiatan yang memberikan manfaat. "Seru saja, (kegiatan) melestarikan alam terutama sungai," ujar dia.
Melalui kegiatan tersebut, ia baru menyadari bahwa selama ini banyak masyarakat yang menganggap sungai sebagai tong sampah alias membuang sampah di sungai.
Bagi dia, aksi bersih sungai tidak hanya sekadar kegiatan bersenang-senang disungai. Ada maksud yang lebih jauh dari sekedar main di sungai .
Sungai yang bersih merupakan awal lingkungan yang lestari. Masyarakat pun dapat bebas dari segala penyakit maupun kerusakan lingkungan. "Kelak, anak cucu kita akan merasakan apa yang kita jaga dan perjuangkan," tutup dia. din/E-6
Redaktur:
Penulis: Dini Daniswari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Gawat, Wabah Kolera Tewaskan 60 Orang di Sudan Selatan
- Kesetaraan Gender di Sektor Hankam Hasilkan Perdamaian Baik
- Pemakzulan Presiden Yoon Picu Kekhawatiran Atas Kesiapan Militer Korsel Hadapi Ancaman Korut
- Pernah Satu Klub, Shin Tae-yong Bercerita Kedekatannya dengan Pelatih Timnas Vietnam
- Semoga Perdamaian Segera Terwujud, UNICEF Desak Perlindungan Anak-anak dari Pertumpahan Darah di Gaza