Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Sri Lanka

Berkuasanya Belanda di Ceylon

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Belanda pernah berkuasa di Sri Lanka antara 1656 - 1796. Awalnya mereka diundang oleh raja Sinhala untuk membantu mengalahkan Portugis, yang membangun banyak pos-pos di negara pulau itu.

Pemerintah Belanda memutuskan untuk mengembalikan 478 artefak seni yang sangat berharga dan penting secara budaya. Barang-barang tersebut dijarah selama era penjajahan kepada Sri Lanka termasuk juga kepada Indonesia.

Sebagian besar artefak tersebut merupakan karya-karya yang sangat berharga dan memiliki nilai budaya yang tinggi, demikian ungkap Kementerian Kebudayaan Belanda pada hari Kamis (6/7) di Den Haag. Bagi Belanda hal ini merupakan momen bersejarah. "Tidak seharusnya pernah berada di Belanda," kata Menteri Kebudayaan Belanda, Gunay Uslu.

Selain menjajah Indonesia, Belanda diketahui pernah menjajah Sri Lanka, meski akhirnya harus hengkang. Ceylon Belanda (Nederlands Ceylon) demikian disebut adalah sebuah gubernuran yang didirikan di Sri Lanka saat ini oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie/VOC). Periode kekuasaan Ceylon Belanda berlangsung antara 1640 hingga 1796.

Sejarah masuknya Belanda di Sri Lanka dimulai pada awal abad ke-17, wilayah Sri Lanka sebagian diperintah oleh Portugis dan sebagian lagi oleh Kerajaan Sinhala. Kedua kubu terus-menerus berperang satu sama lain. Meskipun Portugis tidak memenangkan perang, namun pemerintahan cukup menyengsarakan rakyat di daerah yang dikuasai.

Ketika Belanda terlibat dalam perang kemerdekaan yang panjang dari pemerintahan Spanyol, raja Sinhala, Kandy, mengundang Belanda untuk membantu mengalahkan Portugis. Kepentingan Belanda di Ceylon adalah memiliki front pertempuran bersatu melawan bangsa dari Semenanjung Iberia pada waktu itu.

Kekuasaan Portugis di Sri Lanka berada di provinsi-provinsi maritim. Masyarakat di sini diubah menjadi tulang punggung kekuatan.

Belanda dimanfaatkan oleh raja Sinhala untuk membalas dendam kepada Portugis yang ingin memperluas kekuasaannya. Kedatangan Belanda memastikan bahwa Portugis memiliki dua musuh yang harus dihadapi. Menghadapi kekuatan yang maha besar Portugis akhirnya terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda dan berdamai dengan ekonomi terbuka mereka. Tidak lama kemudian Portugis meninggalkan Ceylon.

Ketika itu di negaranya, Portugis juga sedang melawan kekuatan Raja Spanyol. Setelah Portugis memperoleh kebebasannya dari Spanyol, Belanda berdamai dengan Portugis. Kemudian mereka membagi wilayah pendudukan Ceylon secara damai di bawah perjanjian yang ditandatangani di Goa.

Perlahan-lahan, Belanda menjadi penguasa wilayah pesisir dan luar Ceylon. Pada saat yang sama juga perlahan-lahan menguasai Indonesia. Kekalahan yang dialami membuat Portugis hanya memiliki wilayah yang lebih kecil daripada wilayah Belanda dan Inggris yang sama-sama memperebutkan Ceylon saat itu.

Sejak Christopher Columbus menemukan Amerika, ada tantangan Iberia yang signifikan yang dihadapi sebagian besar dunia bagi Spanyol dan Portugis dalam menaklukkan Amerika dan banyak wilayah lain di seluruh dunia. Di timur, Portugis menguasai wilayah tidak hanya di Ceylon, tetapi di India dan Hindia Timur (Oost Indie) yang sekarang disebut Indonesia.

Persaingan

Dari 1580 hingga 1640, takhta Portugal dipegang oleh raja-raja Habsburg Spanyol yang menghasilkan kerajaan kolonial terbesar hingga saat itu. Pada 1583, Philip I dari Portugis dan Philip II dari Spanyol, mengirim armada gabungan Iberia untuk membersihkan pedagang pesaing Prancis dari Azores. Azores merupakan kepulauan di timur Semenanjung Iberia tepatnya berada di tengah Samudra Atlantik.

Sementara itu, Belanda memberontak secara terbuka melawan penguasa Habsburg dan mendeklarasikan diri mereka sebagai republik pada 1581. Sebelum 1580, para pedagang Belanda telah memperoleh produk kolonial sebagian besar dari Lisbon, tetapi Persatuan Iberia menghentikan pasokan ini.

Kelangsungan hidup republik yang masih muda ini bergantung pada masuknya mereka ke dalam bisnis kolonial itu sendiri. Dengan dua imperium global yang akan berkuasa, dan dengan meningkatnya persaingan kolonial dengan Belanda, Inggris, dan Prancis, raja-raja Habsburg mengabaikan perlindungan beberapa harta benda Portugis di seluruh dunia.

Hadirnya beberapa kolonialis baru membuat pada periode ini Portugis di Ceylon kehilangan banyak tanah.

Selama Gencatan Senjata Dua Belas Tahun (1609-21), Belanda menjadikan angkatan laut mereka sebagai prioritas untuk menghancurkan perdagangan maritim Spanyol yang menjadi tumpuan sebagian besar perekonomian Spanyol setelah dimulainya kembali perang.

Pada 1627, ekonomi Kastilia, kota yang berada di tengah Spanyol runtuh. Namun pada saat yang sama Spanyol mendapatkan sejumlah kemenangan, sehingga sumber daya Spanyol sekarang terbentang penuh melintasi Eropa. Armadanya dapat melindungi pelayaran vital dari armada Belanda yang sangat berkembang. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top