Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
KESRA

Berkaryalah Selagi Masih Muda

Foto : KORAN JAKARTA/M ADEN MA'RUF

Diana Febi (kiri) dan Ima Madani

A   A   A   Pengaturan Font

Dua perempuan muda, Diana Febi (23) dan Ima Madani (20), telah sukses menyelesaikan buku karangannya. Diana menuliskan buku dengan judul Dear Allah, sedangkan Ima, Assalamualaikum Calon Imam. Selama ini, penulis buku lebih banyak didominasi oleh kalangan usia mapan.

Kehadiran penulis muda seperti Diana dan Ima ini menandakan bahwa kemampuan di bidang kreativitas menulis buku itu kini sudah tidak lagi mengenal usia. Keduanya memberi contoh nyata bahwa anak-anak muda sebaya ternyata bisa sangat kreatif dalam menciptakan hasil karya ilmiahnya.

"Mumpung masih muda dan sehat juga, alhamdulillah, harus bisa memaksimalkan buat kreativitas. Jangan sia-siakan masa muda ini, berkaryalah selagi kita bisa," kata Diana didampingi Ima saat ditemui usai seminar bertajuk Single sampai Halal, sekaligus peluncuran buku di kampus Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, Minggu (31/3).

Diana yang lahir di Lumajang, Jawa Timur, itu berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda agama. Kedua orang tuanya memeluk Islam, sedangkan Diana kecil beragama Hindu karena mengikuti Kakek dan Nenek dari Ibunya. Sejak kelas III SMA, ia memutuskan untuk hijrah. Atas dukungan kedua orang tuanya, perempuan berparas cantik ini memeluk Islam. Dalam kisah hijrah inilah, kemudian ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul Dear Allah.

"Saya ingin berbagi ilmu yang saya dapat dari proses hijrah saya itu. Saya anggap buku ini sebagai media dakwah untuk menyebarkan kebaikan kepada sesama terutama generasi muda," ujar alumni Poltekkes Surabaya itu.

Hobi menulis sudah dimulai sejak kelas III Sekolah Dasar (SD). Akan tetapi keinginannya untuk menuliskan menjadi buku baru dimulai saat kelas III SMA.

Diana tumbuh menjadi sosok wanita muslimah yang cerdas dan kreatif. Di bangku kuliah, kemampuannya lebih terasah. Hingga Januari 2017, buku Dear Allah, mulai ditulis. Tanpa perlu waktu lama untuk menyelesaikan buku karangan perdananya itu.

"Sampai Januari 2018, buku ini akhirnya selesai. Tapi, saya juga minta banyak masukan dari dosen dan teman-teman saya untuk sekaligus mereka bisa koreksi. Nah, saya mulai tertarik menulis buku ini karena pada waktu itu saya baru belajar hijrah, belajar agama untuk meningkatkan keistikamahan saya," katanya.

Buku Dear Allah telah dicetak sebanyak 15 ribu eksemplar. Buku setebal 412 halaman itu menuliskan tentang kesadaran dan keikhlasan seseorang perempuan yang mencintai seorang pria yang tidak mencintainya.

Sedangkan Ima Madani, menjadikan sosok guru Kimia di SMK Negeri 2 Cimahi, tempat dia sekolah, sebagai karakter yang galak dalam buku karangannya yang berjudul Assalamualaikum Calon Imam. Buku tersebut menceritakan tentang kisah seorang anak laki-laki yang jahat terhadap ayahnya, namun setelah mendapat hidayah, anak laki-laki itu berbalik menjadi anak penurut.

"Pengalaman saya, cerita punya guru Kimia galak banget. Dari pada saya kesal sama dia, udah deh ditulis aja dijadiin karakter laki-lakinya dan ternyata menarik. Bukan hanya Ima yang mengalami, banyak di luar sana bilang guru aku juga kayak gitu," ungkapnya.

Ima baru berusia 20 tahun, akan tetapi kemampuan menulisnya tidak diragukan lagi. Perempuan berdarah Sunda itu hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan buku karangannya setebal 414 halaman. Bahkan, Ima kini sedang menyiapkan buku kedua sebagai jawaban dari edisi pertama dengan judul Waalaikumussalam Pelengkap Imam.ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top