Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Berita Gembira yang Ditunggu-tunggu, Dua WNI yang Ditahan Perusahaan Laos Berhasil Keluar

Foto : ANTARA/Edo Purmana

Orang tua salah satu korban menunjukan foto sang anak bersama kekasihnya yang ditahan perusahaan penipuan di Laos (1/9/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Sebanyak dua orang pekerja migran Indonesia yang ditahan oleh perusahaan tempat mereka bekerja di Provinsi Bokeo, Laos, telah berhasil keluar, menurutMigrant Care.

"Namun kita belum mengetahui apakah mereka dikeluarkan dari kompleks itu apakah atas dasar pelaporan KBRI atau memang dari perusahaan sendiri karena ada berita viral kita juga belum tahu," kataArina Widda Faradis,stafdivisi bantuan hukum migran diMigrantCare, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang perlindungan pekerja migran Indonesia,

Dia mengatakan lewat sambungan telepon Jumat malam bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi dengan kedua WNI yang menjadi korban yang berinisial RP dan T.

Menurut Migrant Care, kedua korban telah menghubungi Kedutaan Besar RI di Viantiane dan telah mendapatkan respons meskipun belum ada informasi tentang upaya penjemputan mereka.

Koordinator divisi bantuan hukum Migrant Care Nurharsono mengatakan pada Jumat malam bahwa pihaknya mendorong agar KBRI Viantiane melakukan kerja sama dengan pemerintah setempat untuk upaya penyelamatan atau evakuasi.

Menurutnya, perlu ada diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, jika upaya di tingkat lebih rendah belum dapat membuahkan hasil yang diharapkan.

Migrant Care juga mendorong fungsi pengawasan oleh DPR RI terhadap pihak-pihak terkait, terutama pemerintah, yang memiliki wewenang untuk memberikan perlindungan kepada WNI.

Kedua pekerja migran asal Indonesia itu sebelumnya dikabarkan ditahan di tempat mereka bekerja di Laos. Mereka meminta bantuan perlindungan dari pemerintah usai menerima kekerasan fisik dari pihak perusahaan.

Mereka dijanjikan bekerja sebagai operator administrasi perusahaan gim. Namun setibanya di Laos, keduanya malah bekerja sebagai operator administrasi perusahaanscammeratau penipuan investasi bodong.

Mereka kerap menerima kekerasan fisik dan diancam dijual ke perusahaan lain jika target pekerjaan mereka tidak terpenuhi.

"Saya sangat berharap untuk pertolongannya, hari ini saya disetrum di bagian bahu sebanyak 3-4 kali, dan pada tanggal 5 ini HP pribadi kami akan disita," kata RP pada Jumat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top