Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beradaptasi dengan Kebiasaan Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pandemi virus korona belum menunjukkan tanda-tanda akan usai. Penularan masih terjadi. Jumlah warga yang terjangkit Covid-19 masih terus bertambah. Hingga Senin (8/6) pukul 12.00 WIB, masih ada 847 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Kini, total yang terjangkit positif korona di Indonesia mencapai 32.033 orang. Seluruh dunia, termasuk Indonesia, masih berupaya menemukan vaksin sehingga belum bisa dipastikan kapan pandemi akan berakhir. Selama tiga bulan lebih, kita hidup penuh dibayang-bayangi ancaman pandemi Covid-19.

Kita dibuatnya seakan tak berdaya. Gerak langkah kita dibatasi sehingga menjadi tidak produktif. Covid-19 telah mengubah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari, baik di rumah, sekolah, tempat kerja, di jalan, di mana pun kita berada. Virus Covid-19 memang benar-benar luar biasa. Walaupun makhluk itu sangat kecil, berukuran hanya sekitar 125 nanometer itu, namun bisa mematikan kita seketika.

Covid-19 ditandai dengan munculnya gejala batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan, namun ada juga yang tidak nampak/muncul gejalanya, dan dalam kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas, dan berakhir pada kematian. Penularannya melalui droplet atau percikan batuk atau bersin. Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau bersin dan napas orang yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat.

Virus juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui benda- benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan orang yang positif Covid-19. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup selama beberapa jam hingga beberapa hari. Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita akan terus hidup dengan pembatasan, sementara vaksin untuk membunuh virus Covid-19 belum tahu kapan akan ditemukan? Jawabannya pasti tidak.

Kita segera ingin kembali bisa bekerja, belajar, dan bersosialisasi atau aktivitas lainnya agar dapat produktif di era pandemi. Kita ingin hidup normal walau ada ancaman pandemi. Untuk itulah, kita harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru. Pola harian atau pola kerja atau pola hidup kita harus berubah dan berbeda dengan sebelumnya. Kebiasaan lama yang sering dilakukan, seperti bersalaman, cipika-cipiki, cium tangan, berkerumun atau bergerombol, malas cuci tangan harus mulai ditinggalkan.

Bila kebiasaan lama itu tidak ditinggalkan maka risiko penularan virus Covid-19 mengancam kita. Kita harus disiplin hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kita dituntut untuk mampu mengadaptasi atau menyesuaikan kebiasaan baru di mana pun kita berada, baik di rumah, di kantor, di sekolah, di tempat ibadah termasuk di tempat-tempat umum, seperti terminal, pasar, mal. Diharapkan dengan seringnya menerapkan kebiasaan baru di mana pun, semakin mudah dan cepat menjadi norma individu dan norma masyarakat.

Dengan demikian, kita bisa bekerja, belajar, beribadah, dan beraktivitas lainnya dengan aman, sehat, dan produktif. Adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud adalah sering cuci tangan pakai sabun, pakai masker, jaga jarak, istirahat cukup, rajin olahraga, dan makan makanan bergizi seimbang. Inilah kunci dari beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru.

Intinya harus selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Kelihatannya hal ini sepele, tetapi kenyataannya masih cukup banyak warga yang tidak melakukan hal tersebut. Pemerintah melalui gugus tugas dan Kementerian Kesehatan beserta jajarannya di daerah tak henti-hentinya melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat agar paham apa yang harus dilakukan supaya terhindar dari Covid-19.

Namun, hasilnya masih belum memuaskan. Buktinya, kasus baru Covid-19 masih terus bertambah setiap hari. Ketika memasuki masa transisi PSBB, pelonggaran mulai berlaku. Tapi, kita tetap harus melaksanakan protokol kesehatan. Adaptasi kebiasaan baru bisa berjalan secara efektif jika kita mau menaati dan konsisten dengan protokol kesehatan yang ada. Diharapkan, segala lapisan bisa memahami dan menjalankan tatanan hidup baru ini dengan sebaik-baiknya agar kita bisa tetap beraktivitas normal (dengan kebiasaan yang baru) dan terhindar dari penyebaran virus korona.

Komentar

Komentar
()

Top