Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I Peluru Nyasar dalam Bentrokan di Myanmar Capai Wilayah Tiongkok

Bentrokan Tewaskan 23 Tentara

Foto : AFP

Pemberontak Etnis l Kelompok pemberontak etnis Karen sedang mengikuti pelatihan bergerilya bagi menghadapi tentara Myanmar di sebuah lokasi di Negara Bagian Kayah dekat dengan perbatasan Thailand pada awal Juli lalu. Di Myanmar saat ini diperkirakan ada lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis yang mayoritas berkuasa di wilayah-wilayah perbatasan negara itu.

A   A   A   Pengaturan Font

Bentrokan antara tentara dan kelom­pok pemberontak etnis Myanmar di perbatasan Tiongkok dilaporkan telah terjadi dalam sepekan terakhir. Pada bentrokan itu, kelompok pemberontak etnis mengklaim berhasil menewaskan sejum­lah tentara.

YANGON - Kelompok pemberontak etnis Myanmar mengklaim telah menewaskan sedikitnya 23 tentara pemerintah dalam bentrokan bersenjata selama beberapa hari di dekat perbatasan Tiongkok. Informasi itu diutarakan oleh pihak juru bicara kelompok pemberontak etnis Myanmar padaJumat (3/9).

"Bentrokan bersenjata pecah di Mongko, Negara Bagian Shan, pada 28 Agustus lalu ketika tentara mencoba merebut pangkalan milik Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (Myanmar National Democratic Alliance Army/MNDAA)," kata juru bicara kelompok pemberontak dan laporan media lokal.

"Mereka (tentara Myanmar) datang untuk merebut markas kami. Mereka banyak yang terluka saat kami berjaga di puncak gunung dan mereka berada di bawah. Kami menembak saat mereka datang," kata juru bicara MNDAA yang enggan menyebut namanya.

Juru bicara itu lalu menerangkan bahwa lima belas tentara tewas dalam bentrokan pada 28 Agustus dan delapan tentara lagi tewas dalam bentrokan bersenjata terbaru pada 1 September. "Dari pihak kami hanya seorang pejuang MNDAA yang tewas," imbuh dia.

Myanmar berada dalam situasi kemelut sejak terjadi kudeta militer pada 1 Februari. Kudeta itu lalu memicu serangkaian aksi protes prodemokrasi besar-besaran di seluruh negeri, dan pihak penguasa militer menanggapi aksi-aksi itu dengan tindak kekerasan berdarah dan pertempuran baru di daerah perbatasan etnis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top