Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I Tentara Junta yang Terpojok Jadi Sasaran Tembak Kelompok Etnis

Bentrokan Berlanjut Dekat Perbatasan Thailand

Foto :  AFP/MANAN VATSYAYANA

Siap Siaga l Sejumlah personel militer Thailand siap siaga di sepanjang Sungai Moei dekat pos perbatasan Tak di Distrik Mae Sot pada 10 April lalu. Thailand mengerahkan pasukan militernya ke perbatasan dengan Myanmar setelah bentrokan sengit antara tentara junta dan kelompok etnis bersenjata berlanjut pada Sabtu (20/4).

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Bentrokan antara pasukan junta dan kelompok etnis bersenjata Myanmar kembali terjadi di dekat pusat perdagangan penting dekat perbatasan Thailand setelah selama sepekan situasinya relatif tenang, kata juru bicara kelompok bersenjata dan tentara Thailand pada Sabtu (20/4).

Myanmar saat ini dilanda konflik sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah yang dipilih secara demokratis dalam kudeta tahun 2021.

Pertempuran sengit terjadi di sekitar kota pusat perdagangan Myawaddy di Myanmar pada awal bulan ini dan militer terpaksa mundur dari posisinya di kota tersebut. Namun, wilayah tersebut sebagian besar tenang dalam sepekan terakhir dengan penduduk setempat melaporkan tidak mendengar adanya pertempuran meskipun blok regional Asean menyatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi yang sedang berlangsung pada hari Jumat (19/4).

"Selama bentrokan sebelumnya, sekitar 200 tentara juntatt berlindung di bawah jembatan yang menghubungkan Myawaddy ke Kota Mae Sot di Thailand," ungkap kelompok etnis bersenjata Persatuan Nasional Karen (KNU) yang antijunta.

Juru bicara KNU, Padoh Saw Taw Nee, kepada AFP membenarkan bahwa kelompoknya tengah berperang melawan junta di Myawaddy, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pada Sabtu pagi dini hari, unit tentara Thailand yang ditempatkan di perbatasan mengatakan bentrokan sedang berlangsung dengan pasukan etnis menargetkan tentara junta yang terpojok di bawah jembatan.

"Saat ini di tengah berlangsung pertempuran, namun jumlah korban belum diketahui," tulis Satuan Tugas Khusus Rajamnu di akun Facebook.

Dikatakan bahwa pasukan etnis telah mengerahkan drone untuk melawan tentara junta di bawah jembatan perbatasan ke-2 yang merupakan titik perdagangan utama bagi militer Myanmar yang kekurangan uang.

Satuan tugas Thailand juga mengkonfirmasi bahwa jembatan tersebut ditutup, dan mengatakan tentaranya dikerahkan untuk siap siaga di perbatasan.

Tanggapan Thailand

Sementara itu kepala polisi Mae Sot, Pittayakorn Petcharat, mengatakan kepada AFP pada Sabtu sore bahwa pertempuran terus meningkat. Dia mengatakan sekitar 2.000 orang telah melintasi perbatasan Thailand, dan pihak berwenang setempat menggeledah mereka untuk mencari senjata.

"Kami telah memberi mereka makanan dan memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman," ucap dia.

Menanggapi situasi di perbatasan, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, memposting di X bahwa dia akan terus memantau situasi dengan cermat dan akan memberikan bantuan kemanusiaan. Namun, ia memperingatkan bahwa Thailand siap melindungi perbatasan dan keselamatan rakyatnya.

Keputusan militer untuk menarik pasukan dari pos-pos di kota perdagangan tersebut merupakan pukulan besar bagi junta yang telah menderita serangkaian kekalahan dalam beberapa bulan terakhir.

Myawaddy sangat penting bagi militer dengan nilai perdagangan yang melewatinya dalam 12 bulan hingga April mencapai lebih dari 1,1 miliar dollar AS.

Seorang sopir truk Myawaddy, yang menolak menyebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendengar bentrokan.

"Pertempuran tidak terjadi di kota, tapi di luar kota. Kami belum mendengar apapun saat ini," kata mereka. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top