Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Sebuah teori baru menyatakan Pulau Islandia saat ini merupakan sisa benua yang hilang. Bukti lapisan kerak dan fosil biji tanaman menunjukkan "benua Islandia" tenggelam di Samudra Atlantik.

Benarkah Islandia Sisa dari Benua yang Hilang?

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Islandia merupakan negara yang berada lintang 63 dan 68 derajat lintang utara dan bujur 25 dan 13 derajat bujur barat. Negara dengan Ibu Kota Reykjavík di dekat kutub ini sebagian wilayahnya diselimuti es dan dipenuhi dengan gunung berapi.
Negara ini berupa pulau dengan luas 103.000 kilometer persegi. Meski kecil, negara ini memiliki ratusan gunung berapi dengan sekitar 30 sistem gunung berapi aktif. Kondisi ini membuatnya memiliki banyak geyser yaitu mata air panas yang menyembur secara periodik.
Menurut teori baru dari buku berjudul In the Footsteps of Warren B Hamilton: New Ideas in Earth Science (Geological Society of America, 2021), Islandia disebut merupakan sisa terakhir dari benua yang tenggelam di bawah Samudra Atlantik Utara sekitar 10 juta tahun yang lalu.
Teori baru yang diajukan tim ahli geofisika dan ahli geologi internasional itu menyebutkan, Islandia merupakan sisa dari bagian dari benua yang tenggelam. Pulau ini adalah ujung dari benua yang membentang antara Greenland dan semenanjung Skandinavia dengan luas lebih dari 600.000 kilometer persegi.
Peristiwa tenggelamnya bagian dari "benua Islandia" terjadi sekitar 10 juta tahun yang lalu. Wilayah yang tenggelam itu kini berada sebelah barat Inggris dan Irlandia, membentuk bagian dari "Islandia Raya".
Teori baru ini bertentangan dengan gagasan lama tentang pembentukan Islandia dan Atlantik Utara. Para peneliti membangun teori tersebut berdasarkan fitur geologi dasar laut dan juga fosil tanaman biji yang ditemukan.
Hal ini dibuktikan dengan tebalnya kerak Bumi bawah Pulau Islandia jauh dari yang seharusnya. "Wilayah yang memiliki materi kontinental di bawahnya, membentang dari Greenland hingga Skandinavia," kata Gillian Foulger, penulis utama buku tersebut seperti dikutip Science Alert edisi Kamis (29/7).
"Sebagian daratan di barat dan timur sekarang telah tenggelam di bawah permukaan air, tetapi masih berdiri lebih tinggi dari yang seharusnya. Jika permukaan laut turun 600 meter, maka kita akan melihat lebih banyak daratan di atas permukaan laut," ucap Foulger.
Foulger juga memaparkan wilayah Atlantik Utara dulunya merupakan daratan kering, bagian dari benua super Pangea. Prosesnya terjadi sekitar 335 juta hingga 175 juta tahun yang lalu. Para ahli geologi telah lama berpikir bahwa cekungan Samudra Atlantik Utara yang terbentuk saat Pangea mulai pecah 200 juta tahun yang lalu.
Sedangkan Pulau Islandia sendiri terbentuk sekitar 60 juta tahun yang lalu di atas gumpalan vulkanik di dekat pusat lautan. Lautan mulai terbentuk kira-kira di selatan dan utara tetapi tidak di barat dan timur Islandia saat benua super Pangea pecah.
Sebaliknya, para ahli geologi menulis, daerah di barat dan timur tetap terhubung dengan apa yang sekarang disebut Greenland dan Semenanjung Skandinavia.
"Orang-orang memiliki gagasan yang sangat sederhana bahwa lempeng tektonik seperti piring makan. Itu hanya terbelah dua dan bergerak terpisah," kata Foulger."Tapi itu lebih seperti pizza, atau karya seni yang terbuat dari bahan yang berbeda sehingga bagian yang berbeda memiliki kekuatan yang berbeda," papar dia.

Ketebalan Kerak Bumi
Menurut teori baru, Pangaea tidak terbelah dengan sempurna. "Benua Islandia" yang hilang tetap menjadi jalur tanah kering yang tak terputus dengan lebar setidaknya 300 kilometer, dan tetap berada air samudra sampai sekitar 10 juta tahun yang lalu, sebelum ujung timur dan barat Islandia juga tenggelam, dan hanya Islandia seperti saat ini yang tersisa.
Islandia disebut benua menurut teori itu karena di bawahnya memiliki batuan kerak dengan ketebalan sekitar 40 kilometer. Jika daratan ini hanya terbentuk karena peristiwa vulkanik maka ketebalan batuannya hanya sekitar 8 kilometer saja.
"Ketika kami mempertimbangkan kemungkinan kerak tebal ini adalah benua, data kami tiba-tiba masuk akal," kata Foulger. "Ini membuat kami segera menyadari bahwa wilayah benua itu jauh lebih besar dari Islandia itu sendiri ada benua tersembunyi di sana, di bawah laut," imbuh dia.
Selain ketebalan kerak, bukti fosil tanaman menguatkan hal tersebut. Beberapa tanaman yang menyebar dengan menjatuhkan biji identik terdapat di Greenland dan Skandinavia, semakin memperkuat gagasan dulu Islandia sebidang tanah kering yang luas dan pernah menghubungkan kedua wilayah tersebut. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top