Benahi Aturan yang Hambat PLTS Atap
KONTRIBUSI EBT - Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, beberapa waktu lalu. Menurut data PLN NTB saat ini kontribusi energi baru terbarukan di NTB sekitar 3,46 persen dari total energi produksi pembangkit yang dari jumlah tersebut tenaga surya berkontribusi sebesar 1,69 persen, air sebesar 1,43 persen dan biomassa sebesar 0,34 persen.
Adapun Komisi VII DPR RI pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke PT Coca-Cola Euro Pacific Partners Indonesia (CCEPI). Kunjungan kerja ini berfokus pada meningkatkan penggunaan energi rendah karbon guna mendukung pencapaian net zero emissions dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui serapan bahan baku dan tenaga kerja lokal.
Adapun industri makanandan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor unggulan yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 4,7 persen tahun 2023 year on year (yoy). Pada tahun 2024 kontribusi industri makanan dan minuman terhadap Produk Domestik Bruto diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 7 persen.
Keprihatinan Pengusaha
Investasi sektor energi baru dan terbarukan di tanah air (EBT) memang turun. Kondisi ini juga menjadi keprihatinan pelaku usaha. Adapun PLTS Atap merupakan bagian dari EBT.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, mengatakan arus investasi EBT global pada 2023 naik 8 persen menjadi 623 milliar dollar AS, namun tak berbanding lurus dengan RI.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya