Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 02 Apr 2020, 06:30 WIB

Belum Ada Penelitian bahwa Kina sebagai Antivirus Korona

Foto: ISTIMEWA

Dikabarkan, hasil riset perguruan tinggi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), klorokuin fosfat (Chloroquine Phospate) yang banyak terkandung pada tumbuhan kina dapat mencegah pertumbuhan dan memblokade virus korona atau Covid-19.

Untuk menjelaskan tentang klorokuin fosfat yang banyak terkandung pada tumbuhan kina ini, Koran Jakarta mewawancarai Guru Besar Departemen Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal, Universitas Padjadjaran (Unpad), Muchtaridi. Berikut petikan wawancaranya.

Apakah benar kina bisa membantu penyembuhan Covid-19 dan kandungan apa yang ada di dalam kina?

Kina atau isolat alkaloid kinkonidin, termasuk kinin, belum ditemukan data ilmiah, baik dalam bentuk publikasi ilmiah maupun database dari lembaga bereputasi dalam penyembuhan Covid-19.

Kina mengandung senyawa turunan amino kuinolon, seperti kinin, kuinidin, kinkonidin, dihidrokuninin, kinkonin, kuprein, kupreidin, isokuinidin, dan isokuinin yang juga digolongkan sebagai alkoloid kina.

Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan, kinin dari kina tidak lebih menguntungkan karena toksisitas dan resisten yang tinggi. Klorokuinin dan hidroksiklorokuinin memiliki kelebihan lebih kuat dalam menghambat terbentuknya hemozoin pada plasmodium karena adanya gugus klor.

Memang kina mengandung kinin yang strukturnya mirip dengan klorokuinin atau hidroksiklorokuinin dan memilki aktivitas sama sebagai antimalaria.

Kinin memiliki struktur mirip dengan klorokuinin, anmun, tetapi belum ada penelitian yang menyatakan bahwa isolat kina berperan sebagai anti virus korona. Perlu dipertimbangkan juga, klorokuin dan hidroksiklorokuin masih menjadi perdebatan untuk terapi pasein Covid-19 karena toksisitasnya.

Apakah sudah pernah ada yang memakai klorokuin atau kina, yang berdampak pada penyembuhan?

Sampai saat ini, kina belum pernah digunakan sebagai antivirus mana pun, termasuk korona atau Covid-19. Berdasarkan penelusuran pustaka, hingga saat ini belum ada peneliti di Indonesia yang meneliti aktivitas senyawa kina terhadap virus korona, termasuk yang terbaru ini.

Apakah Unpad sudah pernah melakukan penelitian tentang kina?

Sejauh yang saya tahu, penelitian tentang aktivitas kina sebagai antimalaria sudah ada sejak dulu di Unpad. Namun, aktivitas kina terhadap antivirus korona belum pernah dilakukan.

Butuh waktu berapa lama bila ingin meneliti apakah kina bisa sebagai antivirus korona?

Jika kina ingin diteliti sebagai antivirus maka harus dipertimbangkan beberapa hal, misalnya bahan baku. Perlu diketahui isolasi senyawa kina diambil dari kulit batang. Kimia Farma telah mencoba dari kulit batang, namun hasilnya tidak sebaiknya dari pohon yang ditebang. Pohon kina tumbuh lagi tidak sebentar. Perlu waktu hingga 10 tahun. Jika akan dilakukan penelitian maka harus dilakukan kajian bioteknologi tanaman untuk kultur bagaimana senyawa kinin ditingkatkan kadarnya dalam kulit batang.

Soal aktivitas daya hambat terhadap target penyakit lebih kuat dari yang ada, perlu kajian panjang dalam peneltian ini, mulai dari kajian modeling, uji aktivitas in vittor dan in vivo, uji keamanan terhadap hewan hingga uji klinis fasa I hingga III.

Apakah aman kina jika dikonsumsi dalam kondisi tertentu?

Berdasarkan data peneltian-penelitian, kinin memiliki toksisitas yang kuat bahkan jika terakumulasi bisa menyebabkan kematian. Apalah gunanya jika obat yang kita gunakan berhasil membunuh virus, tapi muncul penyakit lain yang lebih bahaya. n teguh raharjo/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.