Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Ekonomi Kreatif

Bekraf Akan Atur Ekspor Produk Ritel

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Produk ekonomi kreatif sangat potensial ke depan di tengah booming transaksi perdagangan digital atau e-commerce. Karenanya, Indonesia perlu memanfaatkan momentum tersebut jika tak ingin hanya menjadi pasar.

"Kita nggak boleh lengah, perubahan paradigma pemasaran produk kreatif," ujar Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik, di Jakarta, Selasa (28/11).

Dia mencontohkan, Disney tidak hanya menghasilkan duit dari setiap penayangan film-filmya saja. Tetapi, 80 persen justru pendapatan Disney disumbang dari penjualan merchandise. "Itu ekonomi kreatif," katanya.

Peran e-commerce, kata Ricky, dalam rangka memajukan ekonomi kreatif sangat besar. Namun, produk ekonomi kreatif ini terkendala dari sisi tata niaga, terutama serangan produk impor dan kesulitan menembus pasar global.

Untuk itu, Ricky menegaskan Bekraf akan membantu supaya aturan-aturan yang mempermudah perkembangan produk ekonomi kreatif bisa segera terbit. Misalnya, soal ekspor barang ritel. Saat ini, Indonesia bisa membeli produk luar negeri dengan memanfaatkan situs atau market place asing. Sebaliknya, warna negara asing tidak bisa membeli produk-produk yang dijual di Tanah Air melalui transaksi online.

Menurut Ricky, kebijakan ini sebenarnya murni terkait kegiatan dagang, dan tidak ada kaitanya dengan infrastruktur. Saat ini, kebijakan insentif ekspor sudah ada dan cukup kompetitif.

Dari sisi jasa pengiriman, kata Ricky, bahkan sudah siap. Beberapa perusahaan kurir internasional sudah ada di Indonesia. "JNE dan Tiki, mereka selama ini bisa melakukan pengiriman internasional. Cuma masalahnya, izin pengiriman internasional dalam bentuk barang dagangan ritel itu belum ada. Kalau pun ada, mahal pajaknya. Dan nggak kompetitif barang kita jadinya," kata dia.

Ricky berharap, izin ini bisa dikeluarkan secepatnya. Namun, jika melihat situasi yang ada, paling tidak butuh 1 tahun untuk melakukan kajian.

Produksi Batik

Salah satu produk ekonomi kreatif yang menjadi sorotan Bekraf adalah batik. Di mana, saat ini terjadi penurunan minat di kalangan anak muda untuk memproduksi batik khas Indonesia. Menurutnya, ini sangat aneh.

Bekraf, lanjutnya, perlu melakukan kampanye dan pemasaran batik di dunia. Semua pihak menurut Ricky perlu dilibatkan dalam industri kreatif ini. Tak terkecuali, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang terampil.ahm/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top