Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beijing Pastikan Jalur Pipa Migas Tiongkok-Myanmar Aman dari Konflik

Foto : (ANTARA/Desca Lidya Natalia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin menyebut jalur pipa minyak dan gas Tiongkok-Myanmar hingga saat ini masih aman dari pertempuran antara pasukan junta dan pemberontak Myanmar.

"Soal jalur pipa minyak dan gas Tiongkok-Myanmar, sepengetahuan saya, infrastruktur pipa tersebut tidak terpengaruh," kata Wang kepada media di Beijing, Tiongkok pada Jumat (10/11).

Pertempuran besar terjadi pekan lalu di Negara Bagian Shan di Myanmar Utara ketika pasukan aliansi etnis minoritas yang memperjuangkan penentuan nasib sendiri, melancarkan rangkaian serangan terkoordinir menyasar posisi-posisi junta.

Junta Myanmar mengaku kehilangan kendali atas beberapa kota di perbatasan, termasuk Chinshwehaw yang terletak di seberang Provinsi Yunnan, Tiongkok.

Jalur pipa minyak dan gas Myanmar-Tiongkok merupakan infrastruktur energi terbesar di Myanmar yang melintang dari negara bagian Rakhine di Myanmar barat daya, melintasi jantung negara tersebut, lalu negara bagian Shan, sampai Yunnan di Tiongkok.

"Jalur pipa minyak dan gas Tiongkok-Myanmar merupakan proyek kerja sama penting antara Tiongkok dan Myanmar yang membawa manfaat nyata bagi kedua negara dan masyarakat," kata Wang.

Menuru Wang, Tiongkok memantau dengan cermat konflik di Myanmar utara.

"Kami mendesak pihak-pihak yang berkepentingan di Myanmar untuk segera menghentikan pertempuran, menanggapi dengan serius masalah keamanan Tiongkok," tambah Wang.

Wang menjanjikan Tiongkok, bekerja sama melindungi keselamatan proyek kerja sama Tiongkok-Myanmar dan personel perusahaan di sana.

"Posisi Tiongkok sangat jelas. Kami mendesak pihak-pihak terkait di Myanmar untuk segera menghentikan pertempuran dan memastikan keamanan dan stabilitas di perbatasan Tiongkok-Myanmar. Inilah peran yang dimainkan Tiongkok," kata Wang.

Myanmar dilanda kekacauan sejak kudeta Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan demokratis yang dipilih melalui pemilu pimpinan peraih penghargaan Nobel, Aung San Suu Kyi.

Kelompok-kelompok pemberontak pro demokrasi yang baru terbentuk di beberapa daerah bergabung dengan gerilyawan berbagai etnis minoritas yang selama puluhan tahun memperjuangkan otonomi lebih luas.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top