Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis - Kasus BLBI Harus Dituntaskan agar Tak Jadi Warisan Masalah

Beban Obligasi Rekap BLBI Tak Bisa Terus Didiamkan

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Keuangan negara akan sulit bertahan jika pemerintah terus mendiamkan bunga di atas bunga obligasi rekap. Sebab, pemerintah hanya bisa membayar beban bunga itu dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) yang juga berbunga.

Ekonom Indef, Abra Talattov, mengungkapkan dampak negatif obligasi rekap BLBI semakin terasa menggerus keuangan negara ketika terjadi defisit keseimbangan primer sejak 2012.

"Itu salah satu bukti bahwa beban bunga utang terutama utang BLBI sudah makin membengkak. Kalau tadinya kita hanya mengalami defisit fiskal yang di bawah tiga persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sekarang defisit ganda.

Defisit fiskal, tambah lagi defisit keseimbangan primer," ujar Abra, di Jakarta, Rabu (7/2). Defisit keseimbangan primer artinya penerimaan negara sudah tidak mampu untuk membayar bunga utang BLBI. Makanya, Indonesia perlu berutang lagi hanya untuk membayar bunga utang lama.

Akumulasi bunga berbunga setiap tahun itu membuat utang negara kian melambung. "Akhirnya, APBN kita selalu tertekan. Pajak kita belum bisa diharapkan, sering tak capai target. Tax ratio kita masih di bawah 11 persen. Kalau obligasi rekap terus didiamkan maka akan memiskinkan rakyat," tukas dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top