BBM dan LPG dalam Kondisi Riskan
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, menyatakan jenis energi fosil seperti bahan bakar minyak (BBM) dan LPG berada dalam kondisi riskan. Sebab, kedua energi tersebut masih diimpor.
"Impor bensin sebesar 53 persen atau 105,5 juta barel dan LPG sebesar 75 persen atau 6,33 juta ton," katanya dalam konferensi pers di Sekretariat DEN, Jakarta Selatan, Rabu (17/11).
Dia menyatakan pihaknya sedang berupaya menahan laju impor terutama bensin dengan meng-upgrade kilang BBM, mempercepat pemanfaatan kendaraan listrik, dan mengoptimalkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Untuk bensin solar, lanjut dia, pemerintah sudah tidak lagi mengimpor karena adanya Biosolar B30. Adapun jenis BBM yang masih diimpor meliputi dex, dexlite, dan BBM solar nonsubsidi.
Mengenai energi LPG, Djoko mengaku telah mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk mencari alternatif dari LPG.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya