Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Bayern Perpanjang Kegagalan PSG

Foto : FRANCK FIFE / AFP

PSG Kalah 2-0 dari Bayern I Penyerang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, saat pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Ba­yern Munchen versus Paris Saint-Germain di Munchen, Jerman, Kamis (9/3) dini hari WIB. PSG kalah 2-0 dari Bayern dan tersingkir di putaran pertama sistem gugur karena kalah agregat 0-3.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Paris Saint-Germain yakin membujuk Kylian Mbappe untuk bertahan akhirnya akan memberi kejayaan di Liga Champions. Tapi kegagalan untuk membangun tim yang kuat mendukung bintang sepak bola asal Prancis itu telah membuat tersingkirnya PSG lebih awal di kompetisi antarklub tertinggi Eropa.

Kekalahan 2-0 dari Bayern Munich di Jerman, Kamis (9/3) dini hari WIB membuat klub milik investor Qatar itu kalah agregat 0-3 dalam pertandingan babak 16 besar. PSG kini telah tersingkir di putaran pertama sistem gugur untuk kelima kalinya dalam tujuh tahun terakhir.

Laju PSG ke final 2020 sekarang tampak lebih seperti anomaly. Capaian itu terjadi ketika musim dilanda pandemi dan Liga Champions direduksi menjadi turnamen mini, tanpa penonton di stadion. Ada perayaan Mei lalu ketika Mbappe menyetujui kontrak baru berdurasi tiga tahun untuk tetap bersama Lionel Messi dan Neymar di ibu kota Prancis, daripada bergabung ke Real Madrid.

Penunjukan pencari bakat piawai asal Portugal Luis Campos sebagai kepala perekrutan dan Christophe Galtier sebagai pelatih menggantikan Mauricio Pochettino seharusnya diikuti dengan pembangunan tim baru yang lebih kuat. PSG saat ini tidak lebih kuat dengan orang-orang seperti Vitinha dan Fabian Ruiz daripada bersama Angel di Maria dan Leandro Paredes tahun lalu.

"Ini bukan tentang pembangunan skuad. Ini hanya kisah musim. Kami kehilangan pemain penting. Skuad, dalam dua leg, sangat lemah," ujar Galtier. Mbappe tak berperan banyak saat masuk dari bangku cadangan setelah cedera paha di leg pertama ketika PSG kalah 1-0 dari Bayern. Neymar absen karena cedera pergelangan kaki. Sedangkan Presnel Kimpembe absen dan sesama bek Marquinhos serta Nordi Mukiele absen di Jerman.

"Ini merupakan musim yang sangat sibuk. Fisik para pemain telah dituntut untuk melakukan banyak hal. Ada Piala Dunia. Jelas ketika mencapai babak 16 besar, sangat bagus jika semua pemain tersedia," sambung Galtier.

PSG menempatkan harapan ke Mbappe dan Messi membalikkan keadaan di Munich. Tapi Messi hanya memiliki pengaruh kecil. Sedangkan Mbappe dibatasi hanya melakukan 32 sentuhan bola.

"Seperti yang saya katakan dalam konferensi pers Liga Champions pertama musim ini. Saya akan melakukan yang terbaik. Sebenarnya ini yang terbaik dari kami," ujar Mbappe, yang masa depannya sendiri sekarang akan kembali menjadi bahan spekulasi yang semakin meningkat.

"Jika Paris Saint-Germain memiliki ambisi memenangkan Liga Champions, perlu merekrut pemain yang memenuhi standar kualitas tinggi," ujar David Ginola, mantan bintang PSG yang kini menjadi komentator di Canal Plus. "Saya pikir mereka akan mendapatkan kesuksesan jika berhenti mempertaruhkan segalanya pada satu pemain. PSG harus dibangun dengan semangat kolektivitas," sambungnya.

Salah satu alasan PSG tidak mampu membangun tim yang mereka inginkan adalah tidak jeli menggunakan kekayaan. Dengan begitu banyak pengeluaran untuk kesepakatan kontrak baru Mbappe dan kebutuhan untuk menghormati aturan Financial Fair Play UEFA, PSG gagal merekrut bek tengah yang sangat dibutuhkan.

Messi habis kontrak setelah musim ini. Ada pembicaraan tentang perpanjangan. Tapi Messi akan berusia 36 tahun bulan Juni mendatang dan mungkin bijaksana bila PSG menginvestasikan uang di tempat lain. Mungkin ada keraguan tentang masa depan Galtier sendiri. Pelatih harus sadar bahwa memenangkan Ligue 1 saja tidak cukup. "Kami tahu betapa pentingnya Liga Champions bagi PSG," ujar Galtier.

"Ada banyak harapan. Jika kami hanya memenangkan liga, apa artinya? Penyesalan terbesar, PSG tidak mampu bersaing dengan seluruh kekuatan Eropa," sambungnya.

Catatan Buruk

Bahkan dengan kekuatan penuh, tidak ada jaminan PSG mampu mengalahkan Bayern, apalagi memenangkan Liga Champions. Dalam 11 musim kompetisi di era Qatar, mereka hanya memenangkan tujuh pertandingan sistem gugur dua leg.

Eric Maxim Choupo-Moting mencetak gol saat Bayern Munich mengakhiri harapan PSG di Liga Champions. Choupo-Moting, yang membela PSG saat kalah 1-0 di final Liga Champions dari Bayern di Lisbon tahun 2020, mencetak gol setelah Thomas Mueller merebut bola dari Marco Verratti di dalam area penalti.

Pemain pengganti Serge Gnabry mencetak gol di menit ke-89 untuk memastikan keunggulan agregat 3-0 bagi juara Eropa enam kali itu. Bayern mencapai delapan besar untuk ke-13 kalinya dalam 15 tahun terakhir.

Pelatih Bayern, Julian Nagelsmann, mengatakan tim asuhannya membutuhkan penonton untuk membantu mengatasi PSG di babak pertama. "Di babak kedua kami jauh lebih baik dari lawan dan memang pantas menang," ujarnya. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top