Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Ekonomi Rakyat

Batik dan Gula Aren Gantungan Hidup Warga Kabupaten Lebak

Foto : ANTARA/Mansur

Perajin memamerkan produk kain batik Lebak.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Produk gula aren dan kerajinan batik menjadi salah satu gantungan hidup warga Kabupaten Lebak. Demikian disampaikan Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Lebak, Abdul Waseh, Jumat (9/12).

Dia mengatakan produk gula aren dan batik menjadi produk unggulan daerah yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. "Kami terus mendorong produksi gula aren dan batik agar mampu meningkatkan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat," katanya.

Produksi gula aren dan batik berkembang sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat perdesaan dan mengatasi kemiskinan serta pengangguran. Produksi gula aren Lebak menjadi terbesar di Provinsi Banten dengan 6.000 unit usaha. Omzetnya mendekati 100 miliar per tahun.

Produksi gula aren tersebut tersebar di Kecamatan Sobang, Gunungkencana, Cijaku, Cigemblong, Cihara, Malingping, Panggarangan, Bayah, Cilograng, Cibeber, Leuwidamar, Cirinten, Muncang, dan Lebak Gedong. Produksi gula aren berbentuk cetak dan bubuk atau disebut gula semut. Permintaannya sampai datang dari mancanegara.

Begitu juga produksi batik di Lebak. Ada batik dengan 12 motif unik karena menggambarkan filosofi kehidupan masyarakat Badui yang cinta alam. Karena itu, batik Lebak didominasi gambar lukisan alam, seperti huma dan rumah pangan atau leuit. "Produksi gula aren dan batik menjadi unggulan UMKM Lebak agar semakin kuat sehingga ekonomi meningkat," katanya.

Menurut Abdul Waseh, pihaknya membina dan melatih pelaku UMKM agar bisa memasarkan produk menggunakan aplikasi digital agar pangsa pasarnya menjadi luas. Pelatihan diharapkan membuat pelaku UMKM bisa memasarkan produk secara digital melalui marketplace atau media sosial.

Pemasaran secara online sangat praktis dan menguntungkan untuk mempertemukan produsen dengan konsumen. Jumlah UMKM Lebak yang aktif sekarang sekitar 56 ribu. Semua didorong ke depan untuk semakin memasarkan produk secara online. Kini, pelaku UMKM yang memasarkan produk secara digital semakin meningkat. "Kami mendorong para UMKM memanfaatkan platform daring, jangan hanya memasarkan secara konvensional," kata Abdul Waseh.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Mitra Mandala Lebak, Anwar Aan, menambahkan, selain dipasok ke daerah lain, produknya juga diekspor ke Korea Selatan dan Australia. Pelaku UMKM Batik Lebak Chanting Pradana bernama Umsaro, menuturkan, usai Covid-19, permintaan terus meningkat dari Tangerang, Serang, Jakarta, dan Bandung.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top