Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BASF dan Eramet Batalkan Proyek Nikel Senilai $2,6 Miliar di Indonesia

Foto : Bloomberg

Karung feronikel dikirim ke Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perusahaan kimia asal Jerman BASF dan perusahaan pertambangan asal Prancis Eramet membatalkan rencana Investasi hingga $2,6 miliar untuk membangun kilang nikel-kobalt di Indonesia.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/6), BASF mengatakan, ketersediaan global nikel berkualitas baterai telah meningkat sejak proyek ini digagas. Lonjakan penjualan kendaraan listrik juga meredup dalam setahun terakhir, sehingga menyebabkan penurunan harga nikel dan kobalt.

BloombergNEF bulan ini memangkas perkiraan penjualan baterai-listrik sebesar 6,7 juta kendaraan hingga tahun 2026. Perlambatan ini terutama terjadi di Eropa, pasar dalam negeri BASF, dan Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan termasuk Volkswagen, Stellantis dan Mercedes-Benz telah mengurangi atau mengalihkan proyek baterai.

Saham BASF sedikit berubah pada hari Selasa di Frankfurt. Sahamnya turun 5,3% tahun ini. Eramet Prancis tergelincir sebanyak 1,4%. Ini telah memperoleh 38% pada tahun 2024.

Pada tahun 2020, BASF dan Eramet mengumumkan rencana untuk berinvestasi sebesar $2,6 miliar di pabrik di Indonesia bersama dengan produsen nikel Eramet. Pada saat itu, melonjaknya penjualan kendaraan listrik membuat harga logam baterai melonjak, memicu kekhawatiran luas akan kelangkaan baterai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top