Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Barty Gusur Takhta Osaka

Foto : AFP/ PAUL ELLIS
A   A   A   Pengaturan Font

Ashleigh Barty akhirnya menempati peringkat satu dunia dengan menggusur Naomi Osaka. Mantan pemain kriket itu menempati peringkat satu dunia usai menjuarai Birmingham Classic.

BIRMINGHAM - Petenis Ashleigh Barty akan segera menjadi petenis putri pertama Australia dalam 43 tahun terakhir yang menjadi petenis nomor satu dunia, menggusur Naomi Osaka.

Petenis berusia 23 tahun itu mengalahkan Julia Goerges 6-3 7-5 di final turnamen Nature Valley Classic di Birmingham, Minggu (23/6) waktu setempat. Hal itu berarti ketika ranking WTA terbaru diumumkan pada Senin (24/6), maka Barty akan menggusur petenis asal Jepang itu.

Mulai bermain tenis pada usia lima tahun ketika orang tuanya Robert dan Josie memperkenalkan kepadanya olahraga tersebut. Pada 2011, meraih gelar juara tunggal putri Wimbledon di kelompok junior.

Ayahnya adalah suku asli Australia, Ngarigo, yang diturunkan oleh salah satu neneknya, dan Barty adalah pendukung kampanye untuk penduduk asli Australia.

Setelah mengawali karier di sirkuit ITF di Australia pada 2010, Barty untuk pertama kali tampil di turnamen WTA, yaitu dengan mengikuti babak kualifikasi AS Terbuka pada tahun berikutnya. Selama 2012, dia meraih empat gelar juara di kategori tunggal dan dua di nomor ganda sirkuit ITF.

Pada 2013, Barty meraih satu gelar juara di nomor ganda turnamen WTA dan sebanyak tiga kali mencapai final ganda Grand Slam bersama Casey Dellacqua (Australian Terbuka, Wimbledon, AS Terbuka). Ia juga merebut dua gelar di nomor ganda turnamen ITF.

Setelah kembali meraih gelar juara di nomor ganda WTA pada 2014, ia sempat istirahat dari tenis setelah mengikuti AS Terbuka untuk bergabung dengan tim kriket Brisbane Heat, sebelum kembali ke tenis pada 2016.

Pernah menembus peringkat 20 besar pada 2017, meraih gelar juara tunggal WTA di Kuala Lumpur sebagai pemain kualifikasi, ia kemudian terus melaju untuk meraih dua gelar juara tunggal di Birmingham dan Wuhan sebelum kemudian menjadi petenis nomor satu Australia.

Barty meraih gelar tunggal WTA di Nottingham dan Zhuhai untuk mengakhiri 2018 dengan menempati peringkat 15 dunia. Ia juga meraih empat gelar juara di nomor ganda.

Dia mengawali 2019 dengan menjadi juara di Miami pada Maret lalu, sebelum merebut tropi Grand Slam untuk pertama kalinya di Perancis Terbuka.

Kemudian meraih gelar juara ketiga sepanjang 2019 di Birmingham dan akan menggusur petenis Jepang Naomi Osaka di peringkat teratas pada Senin (24/6) untuk menyamai prestasi pendahulunya Evonne Goolagong pada 1976.

Petenis berusia 23 tahun itu mengaku sudah memimpikan menjadi nomor satu dunia sejak masih berusia dini. Apalagi dia sudah mulai belajar bermain tenis sejak masih berusia lima tahun.

"Perjalanan untuk meraih prestasi ini sungguh mengagumkan bagi saya dan tim. Saya selalu membayangkan menjadi nomor satu sejak masih kecil, dan rasanya senang bisa mewujudkannya menjadi nyata," kata Barty di laman resmi WTA.

Performa Barty sepanjang tahun ini juga mengalami peningkatan. Selain Birmingham Classic dan Prancis Terbuka, dia juga berhasil menjuarai Miami Terbuka, Maret lalu. Walau begitu, Barty mengaku tak menyangka peringkatnya bisa melejit pada pertengahan tahun. Pasalnya, dia masih menempati peringkat ke-15 pada akhir 2018, dan hanya berharap bisa masuk 10 besar pada 2019.

"Saya tak ada bayangan bisa mencapai posisi satu pada tahun ini. Saya semula menargetkan bertahan di 10 besar," ujarnya.

Rekor Federer

Sementara itu, Roger Federer membuat sejarah pada hari Minggu di Halle, Jerman, dengan mencetak gelar juara ke-10 Noventi Open setelah mengalahkan David Goffin 7-6(2), 6-1. Ini adalah pertama kalinya Federer mendapatkan 10 piala dalam sebuah turnamen, bersama dengan Rafael Nadal sebagai satu-satunya pemain di Era Open yang mencapai prestasi tersebut.

"Ini luar biasa. Pada beberapa alasan saya berpikir tidak akan berhasil. Tapi saya tidak terlalu memikirkannya dan hanya memikirkan pertandingan demi pertandingan, karena babak kedua dan perempat begitu sulit sehingga tidak menyangka bisa menang," kata Federer.

Kemenangan ini adalah gelar tingkat tur ke-102 Federer, selisih tujuh piala dari rekor Jimmy Connors sebanyak 109, dan menjadi kemenangan tingkat tur ke-19 bintang Swiss itu di atas lapangan rumput. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top