Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Barty Akhiri Penantian 44 Tahun Australia

Foto : Martin KEEP / AFP

Rengkuh Gelar I Ashleigh Barty dari Australia berpose dengan trofi Australia Terbuka 2022 di Melbourne, Sabtu (29/1). Barty menjurai Australia Open setelah di final menang atas Danielle Collins dari Amerika ­Serikat 6-3, 7-6 (7/2).

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Ashleigh Barty yang tak terbendung mengatakan itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan setelah menjadi orang Australia pertama memenangkan Grand Slam di negaranya dalam 44 tahun.

Petenis nomor satu dunia itu tertinggal 1-5 pada set kedua melawan petenis Amerika Serikat, Danielle Collins pada pertandingan yang berlangsung Sabtu (29/1) waktu setempat. Namun, dia bangkit kembali untuk menang melalui tiebreak dan mengalahkan unggulan ke-27 itu, 6-3, 7-6 (7/2) serta dinobatkan sebagai juara Australia Open.

Ini menjadi gelar grand slam ketiga bagi petenis berusia 25 tahun itu setelah kesuksesannya di Prancis Open pada 2019 dan Wimbledon tahun lalu. Dia bergabung dengan Serena Williams sebagai satu-satunya pemain aktif hingga saat ini yang memenangkan gelar di tiga ajang grand slam.

"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya dan saya sangat bangga menjadi orang Australia," ujar Barty.

"Sungguh luar biasa, berkali-kali kami datang begitu dekat dengan kemenangan dan sekarang untuk memegang trofi yang begitu indah setelah dua pekan yang luar biasa sungguh luar biasa," sambungnya.

"Tapi bagi saya ini tentang kenangan lebih dari piala, ini adalah kenangan yang kami buat dari seluruh perjalanan. Kami (bersama tim) sering membicarakannya sebagai perjalanan yang luar biasa, petualangan hebat. Ini tentang membuat hal-hal luar biasa terjadi di sepanjang perjalanan dan benar-benar menikmatinya," tandasnya.

Barty menyamai prestasi Christine O'Neil, pria atau wanita Australia terakhir yang memenangkan gelar nomor tunggal Australia Open. O'Neil menonton di stadion saat Barty merebut kemenangan.

O'Neil memenangkan gelar pada tahun 1978 dan mengatakan sebelum pertandingan bahwa dirinya penggemar berat Barty. "Saya mungkin penggemar terbesarnya (Barty). Saya akan dengan senang hati menyerahkannya kepadanya karena dia sangat pantas mendapatkannya."

Ada kekhawatiran Barty mungkin kewalahan dan terbebani. Tetapi dia telah menghadapi tekanan kuat sebelumnya saat menang di Wimbledon tahun lalu.

Menang di All England Club adalah satu-satunya trofi yang dia inginkan lebih dari yang lain. Dia menangani kesempatan itu dengan penuh percaya diri.

10 Besar Dunia

Barty menerapkan ketajaman taktis, sama dengan Collins yang bangkit kembali dan menikmati kehidupan baru setelah operasi tahun lalu untuk cedera endometriosis dan meraih dua gelar WTA pertamanya.

"Selamat untuk Ash atas turnamen yang hebat, beberapa tahun yang benar-benar hebat," ujar Collins yang emosional dan akan masuk 10 besar dunia untuk pertama kali_nya ketika peringkat baru dirilis pada Senin (31/1).

"Cara bermain dan variasi pukulan, semoga saya bisa menerapkannya ke dalam permainan saya," sambungnya.

Barty membalas pukulan keras dan servis pemain berusia 28 tahun itu dengan kecepatan dan forehand yang mulus. Kedua pemain dengan nyaman di game awal. Namun, groundstroke keras Collins menyebabkan masalah bagi petenis unggulan teratas tersebut.

Barty meningkatkan kecepatan dan memberikan tekanan pada servis Collins untuk mendapatkan break point pertamanya. Dengan dukungan penonton, Barty merebut set pertama 6-3. Namun, Collins belum selesai dan bangkit. Dia mematahkan servis Barty untuk unggul 2-0 di set kedua. Dia melaju untuk unggul jauh 5-1.

Barty berada dalam masalah besar tetapi dengan luar biasa menemukan jalan untuk bangkit. Dia mematahkan servis Collins untuk membuat skor menjadi 2-5 dan mendekat lagi untuk skor 4-5. Permainan berlanjut ke tiebreak. Barty selalu memegang kendali saat dia mengukir sejarahnya sendiri.

"Saya pikir saya hanya mencoba untuk menjadi jauh lebih agresif," ujar Barty tentang situasi saat menghadapi defisit 1-5 dan kemungkinan dibawa bermain untuk ke set ketiga pertama kalinya dalam turnamen tersebut. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top