Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sumber Daya Pangan

Bapanas Dorong Pemanfaatan Sorgum

Foto : Koran Jakarta/M.Ma'ruf

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto, dalam Festival Sorgum, di Buleleng, Kamis (22/8).

A   A   A   Pengaturan Font

BULELENG - Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto, mendorong pemanfaatan sorgum sebagai salah satu pangan bagi masyarakat. Menurutnya, sorgum merupakan salah satu serealia yang sangat potensial, khususnya sebagai sumber karbohidrat.

"Biji sorgum sendiri memiliki kualitas gizi sebanding dengan jagung dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi jika dibandingkan keduanya, meskipun kandungan lemaknya lebih rendah," ujar Andriko, dalam Festival Sorgum, di Buleleng, Kamis (22/8).

Dia menjelaskan, hampir semua bagian dari tanaman sorgum dapat dimanfaatkan. Batang sorgum bisa dimanfaatkan menjadi gula sorgum dan daun sorgum bisa dijadikan pakan ternak.

Andriko menambahkan, adanya krisis pangan, krisis energi, dan berbagai tantangan dalam pemenuhan pangan masyarakat. Menurutnya, sorgum merupakan tanaman masa depan karena dapat tumbuh dan beradaptasi dalam rentang iklim yang luas.

"Beberapa wilayah di Indonesia saat ini mulai mengembangkan tanaman sorgum. Misalnya di beberapa propinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," katanya.

Pangan B2SA

Dia mengungkapkan, pemanfaatan sorgum merupakan bagian dari upaya penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal nantinya akan berimplikasi terhadap dua aspek. Pertama, mengurangi kebutuhan pangan impor dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, dan kedua, meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih sehat dengan konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

"Pangan B2SA dan kenyang nggak harus nasi guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, aktif dan produktif," ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Gede Melandrat, menyebut, pengembangan tanaman buleleng atau sorgum di kabupaten buleleng dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Salah satunya dengan menggalakkan budidaya sorgum pada lahan marjinal yang sebelumnya tidak dimanfaatkan. "Sorgum mempunyai kandungan nutrisi dasar yang tidak kalah penting dibandingkan dengan serealia lainnya, dan mengandung unsur pangan fungsional yang dapat digunakan sebagai substitusi beras sebagai pangan pokok," terangnya.

Dia menuturkan, tanaman sorgum mempunyai cerita tersendiri di kabupaten buleleng. Nama buleleng diambil dari tanaman sorgum yang dalam bahasa daerah disebut sebagai buleleng atau jagung gembal.

"Jejak tanaman sorgum tercantum dalam naskah babad buleleng dan tersimpan apik di museum buleleng. Simbol tanaman buleleng tetap dipertahankan sebagai identitas dan logo kabupaten buleleng yang dituangkan dalam perda kabupaten buleleng,"tuturnya. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top