Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlindungan Nasabah - Di Asia, Nilai Aset Kelolaan LPS Terbesar Ketiga setelah Jepang dan Korea

Bank Peserta Penjaminan Berkurang

Foto : ANTARA/MUHAMMAD IQBAL

KEPESERTAAN LPS - Suasana transaksi di kantor cabang pembantu sebuah bank di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat hingga 31 Juni 2019, jumlah peserta penjaminan mencapai 1.856 bank.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Jumlah bank peserta penjaminan dari tahun ke tahun terus berkurang. Tren tersebut terutama disebabkan oleh maraknya likuidasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam beberapa tahun terakhir.

Direktur Group Penanganan Premi Penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Samsu Adi Nugroho, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (28/7), menyebutkan selain penurunan jumlah BPR, peserta dari bank umum pun juga berubah. "Perubahan bisa diakibatkan merjer atau akuisisi dengan bank lain atau dicabut izin usahanya," kata Syamsu.

Menurut dia, jumlah peserta penjaminan di LPS hingga 31 Juni 2019 mencapai 1.856 bank, terdiri dari bank umum/ bank umum syariah 113 bank dan bank perkreditan rakyat/ bank perkreditan rakyat syariah 1.743 bank.

Sebagai perbandingan, pada 2018, jumlah peserta penjaminan LPS untuk bank umum/ bank umum syariah sebanyak 115 bank, sama dengan catatan pada 2017 dan turun dibandingkan data pada 2016 sebanyak 117 bank.

Baca Juga :
Penegakan Integritas

Sementara jumlah bank perkreditan rakyat/ bank perkreditan rakyat syariah pada 2018 tercatat sebanyak 1.754 bank, turun secara berturut-turut dari 2017 menjadi 1.780 bank dan pada 2016 mencapai 1.794 bank.

Banyaknya BPR yang tutup, jelas Samsu, paling banyak disebabkan oleh salah pengelolaan pihak manajemen sehingga nasabah tidak mempercayai lagi bank tersebut.

Sementara itu, Kepala Divisi Pelaksana Resolusi Bank LPS, Sofyan Baehaqi, mengatakan jumlah bank yang ditangani LPS sampai saat ini sebanyak 98. Menurutnya, paling banyak di Jawa Barat, yakni sebanyak 34 bank dan Sumatera Barat mencapai 16 bank.

"Kami melakukan asesmen terhadap bank-bank tersebut dengan menginventarisasi nasabah yang dibayar pada tahap pertama dan seterusnya, sesuai dengan ketentuan," ujar Sofyan.

Transformasi Kelembagaan

Sementara itu, Kepala Kantor Manajemen Strategis dan Perumusan Kebijakan LPS, Suwandi, mengatakan pihaknya kini melakukan transformasi untuk menjadi lembaga berkelas dunia. Langkah itu dimaksudkan untuk mengikuti tuntutan zaman dan kebutuhan sektor perbankan yang makin berkembang.

"Kita ingin membangun sebuah lembaga berkelas dunia dan tujuan ini bukan muluk-muluk mengingat hampir semua negara termasuk di Asia Tenggara memiliki lembaga sejenis," kata Suwandi.

LPS saat ini terbesar ketiga di Asia dari sisi aset kelolaan, di bawah Jepang dan Korea. Empat bidang yang akan ditransformasikan, jelas Suwandi, mencakup bisnis proses, teknologi informasi, manajemen kinerja, serta budaya kerja.

Sejak LPS didirikan 22 September 2004, katanya, jumlah karyawan hanya 30 orang, tapi kini terus bertambah menyesuaikan dengan kondisi perbankan saat hingga 300-an lebih. "Transformasi ini harus kita lakukan untuk menjadikan lembaga berkelas dunia serta mengikuti kondisi perbankan yang setiap saat terus berkembang," katanya.

Selain itu, LPS bersama Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia selalu berkoordinasi guna memastikan bank peserta penjaminan tetap berjalan dengan baik. bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top