Banjir Rendam Empat Kecamatan di Palangkaraya Sejak Senin, 8.544 Jiwa Terdampak
Arsip - Rumah warga di enam kelurahan di Kota Palangkaraya terendam banjir pada September lalu. Bulan ini empat kecamatan kembali dilanda banjir.
Foto: mediacenter.palangkaraya.go.idJAKARTA -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang terjadi sejak Senin (14/11) belum surut.
"Sebanyak 8.544 jiwa terdampak banjir yang melanda Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu (19/11).
Abdul mengatakan banjir melanda empat kecamatan wilayah administratif Kota Palangkaraya yakni Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sabangau dan Kecamatan Bukit Batu.
Sedikitnya terdapat 1.733 unit rumah, 19 fasilitas ibadah, 2 unit kantor kelurahan, 21 unit fasilitas pendidikan dan 5 unit fasilitas kesehatan terdampak atas kejadian ini.
"Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, berdasarkan hasil asesmen per Jumat (18/11) banjir masih menggenang di sejumlah wilayah. Pantauan visual menyebutkan, debit air di masing-masing kelurahan mengalami kenaikan berkisar antara 5 hingga 60 centimeter," kata Abdul.
Abdul mengatakan pengerahan perahu karet juga dilakukan BPBD Kota Palangkaraya guna mengevakuasi warga ke dataran tinggi. Selain itu, BPBD juga telah mendirikan posko untuk pengungsian, pelayanan kesehatan dan dapur umum.
Hujan dengan intensitas ringan juga masih berpeluang terjadi di Kota Palangkaraya. Hal ini sebagaimana prakiraan cuaca dari BMKG hingga Minggu (20/11). Tim gabungan yang terdiri dari Unsur TNI-Polri, BPBD, Pemerintah Daerah dan masyarakat bersama-sama melakukan penanganan darurat dan monitoring kenaikan debit air.
Menindaklanjuti informasi ini, BNPB mengimbau masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
Hasil pengkajian secara mendalam mengenai penyebab terjadinya risiko banjir, dapat dirumuskan dengan baik, sehingga dapat dibentuk upaya mitigasi jangka pendek dan jangka panjang. Salah satunya melalui kegiatan penguatan mitigasi berbasis vegetasi. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan daerah tangkapan hujan yang optimal dan memperluas daerah resapan air dimasa yang akan datang.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
- 2 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
- 3 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 4 Masyarakat Perlu Dilibatkan Cegah Gangguan Mental Korban Judol
- 5 Kasad Hadiri Penutupan Lomba Tembak AARM Ke-32 di Filipina
Berita Terkini
- KJRI Kuching Upayakan Pemulangan 7 Jenazah WNI Meninggal di Sarawak
- Deri Adhika Ungkap Alasan Pilih Helma Namira untuk Nyanyikan Single “Kagum”
- Memanas Konflik Internal, Filipina Perkuat Pengamanan Presiden Marcos Usai Diancam Wapres
- Semoga Perang Tidak Meluas, Kremlin: Amendemen Doktrin Nuklir Rusia Bisa Jadi Sinyal bagi Barat
- Cegah Kecurangan, Bawaslu DKI Ingatkan Pengawas Tak Tinggalkan TPS saat Hitung Suara