Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Musibah

Bangunan Penangkaran Walet Roboh, Tujuh Orang Tewas

Foto : ANTARA/Dedhez Anggara

EVAKUASI KORBAN - Petugas melakukan evakuasi korban yang tertimpa bangunan di Sanggar Seni Wayang Kulit Cahaya Jati, Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/4). Sanggar seni tersebut tertimpa bangunan gedung sarang burung walet yang mengakibatkan tujuh orang tewas.

A   A   A   Pengaturan Font

CIREBON - Sebanyak tujuh orang tewas dalam insiden runtuhnya bangunan penangkaran walet yang menimpa bangunan Sanggar Seni Wayang Kulit Cahaya Jati, di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/4).

"Korban ada 11 orang, tujuh meninggal dan empat orang lainnya luka-luka," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Gegesik, Suhardi, Senin (16/4). Suhardi menuturkan insiden itu terjadi pada pukul 10.30 WIB.

Tanpa sebab yang jelas, bangunan penangkaran walet runtuh dan menimpa sanggar seni yang di dalamnya tengah berlangsung latihan menari dan gamelan.

"Bangunannya sudah tua, usianya puluhan tahun. Sanggar seni ini biasa digunakan siswa SMP untuk latihan tari dan gamelan," ujarnya.

Dari ketujuh korban meninggal dunia, lanjutnya, dua korban merupakan pelatih/ seniman/ budayawan dan lima orang merupakan siswa SMP. Latihan di Sanggar Seni Wayang Kulit Hidayat Jati ini dibuka secara gratis oleh pemilik sanggar yang juga menjadi korban dalam insiden tersebut.

"Adapun korban meninggal dunia, yaitu Suprapti, 13 tahun dan Andra, 14 tahun, warga Gegesik Kidul. Korban lainnya yaitu Arid, 22 tahun, Suherman, 48 tahun, selaku pemilik sanggar, Ferdi, 14 tahun, Adzikri, 14 tahun, Fadiya, 15 tahun, yang merupakan warga Gegesik Wetan," pungkasnya.

Korban yang meninggal dunia saat ini sudah dibawa ke RSUD Arjawinangun dan Rumah Sakit Ciremai. Korban luka-luka dibawa ke RSUD Arjawinangun Cirebon.

Saat Menari

Sementara itu, Kapolres Cirebon, AKBP Risto Samudra, menerangkan kejadian tersebut berlangsung saat siswa SMPN 1 Gegesik sedang melaksanakan latihan menabuh gamelan di sanggar tradisional milik Suherman.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab yang jelas dari tuntuhnya bangunan penangkaran walet tersebut. Dugaan sementara polisi, runtuhnya gedung karena kondisi bangunan yang sudah tua.

"Ada 11 korban, tujuh meninggal dan empat orang lainnya luka-luka," kata Risto. Risto menyebutkan, selain ketujuh korban yang meninggal di atas, korban luka berat atau kritis yakni Tri Intan, 13 tahun, luka ringan Fitri, 13 tahun, dan dua lainnya selamat.

Dua orang yang sempat menyelamatkan diri itu yaitu Umu dan Gina Juliana. "Kami masih menyelidiki kasus ini untuk mengetahui penyebab pastinya," kata Risto.

Di tempat terpisah, Kuwu (Kepala Desa) Gegesik Wetan, Ruswenda, mengatakan tembok setinggi lebih dari 10 meter yang menimpa sanggar seni dan mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia merupakan tembok bekas sarang walet.

"Usianya sudah lebih dari 50 tahun. Memang bangunan tua dan tidak ditempati," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Budaya Pariwisata Kabupaten Cirebon, Hartono, mengatakan Sanggar Seni Cahaya Jati sudah berdiri lima tahun. Pendirian sanggar tersebut merupakan motivasi dari pemilik sanggar, dalang Suherman. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top