Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Karakter

Bangun Karakter Siswa dengan Puisi Esai

Foto : ISTIMEWA

Denny JA.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pendidikan karakter melalui pemahaman agama dan Pancasila memang sudah mulai diterapkan, namun hal itu dinilai belum cukup. Untuk membangun karakter siswa diperlukan tambahan pengajaran berupa puisi esai. Ini diperlukan mengingat semakin tingginya permasalahan karakter dalam dunia pendidikan di Tanah Air.

Demikian hasil riset dari Penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, yang dipaparkan di Jakarta, Senin (19/11).

Menurut Denny, pengajaran jenis puisi esai yang perlu diajarkan adalah puisi yang panjang, dengan catatan kaki, yang memberi ruang bagi drama moral yang menyentuh.

Seperi diketahui, puisi esai merupakan puisi yang ditulis berdasarkan fakta peristiwa tertentu dan dituangkan dalam bahasa komunikasi yang mudah dipahami.

Dari hasil risetnya, Denny menemukan semakin tingginya tingkat intoleransi di kalangan siswa, termasuk para guru. Selain itu, juga diketahui isu soal narkoba, pernikahan dini, apatisme atas isu lingkungan, keluarga yang patah (broken home), dan pencarian identitas diri di kalangan siswa.

Menurut Denny, persoalan intoleransi tersebut bisa dikikis dengan memberikan masukan upaya pengajaran karakter kepada siswa di sekolah. "Pendidikan karakter melalui agama dan Pancasila sudah dilakukan, namun perlu ditambahkan pengajaran puisi esai," ungkapnya.

Ia mengatakan sastra bukan hanya belajar karya baku para sastrawan, tapi juga ekspresi para siswa dan mahasiswa atas lingkungan sosialnya sendiri, kemarahannya, ketakutannya, kegembiraanya, dan harapannya.

"Dengan sedikit riset, fakta dan data di lingkungan sosial oleh para siswa dapat dituliskan dalam catatan kaki. Mereka dapat menambahkan sedikit fiksi sehingga kisah nyata itu menjadi drama, menjadi cerpen yang dipuisikan," ujarnya.

Menurut Denny, detail soal puisi esai dapat dipelajari para guru dan dosen melalui buku puisi esai. Pembaca dapat pula membacanya secara online.

Wartawan Senior, Satrio Arismunandar, menambahkan, puisi esai adalah tonggak baru sastra Indonesia yang berbeda dengan angkatan sastra sebelumnya. "Angkatan puisi esai sekarang ingin mengembalikan puisi kepada masyarakat dan yang bukan penyair boleh ambil bagian," katanya. ang/E-3

Komentar

Komentar
()

Top