Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nilai-nilai Pancasila

Bangkitkan Terus Rasa Nasionalisme Kaum Muda

Foto : istimewa

diskusi terbuka - Deputi bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Silverius Yoseph Soeharso (kiri), pada diskusi terbuka untuk menandai dibukanya Kedai Havelaar, di Jakarta, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rasa nasionalisme sebagian masyarakat, khususnya generasi mudanya, harus terus digelorakan dan dibangkitkan dengan cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting karena dari beberapa peristiwa yang ada, menunjukkan makin memudarnya dan menipisnya rasa nasionalisme tersebut.

"Pancasila digali dari bumi pertiwi. Pada zaman Orde Baru hanya diajarkan di ruang kelas," kata Deputi bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Silverius Yoseph Soeharso, pada diskusi terbuka untuk menandai dibukanya Kedai Havelaar, di Jakarta, baru-baru ini.

Kedai Havelaar, sebuah warung makan yang mengusung konsep turut merawat kecintaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut pemilik Kedai Havelaar, Yusephine Dwi Sulistyawati, kehadiran kedai ini terinspirasi oleh novel karya Multatuli yang berjudul Max Hevelaar. Kedai dengan menu tradisional, antara lain sate kambing, tongseng, brongkos, rawon, sayur lodeh, wedang ronde ngalun-alun, wedang asam jawa, dan lain-lain ini berkomitmen terus menjaga rasa dan jiwa nasionalisme.

Lebih jauh, Soeharso mengatakan akibat dari apa yang terjadi di zaman Orde Baru, di mana Pancasila hanya diajarkan di ruang kelas, membuat banyak warga, termasuk kaum muda tidak mengetahui apa manfaatnya Pancasila bagi kehidupan mereka.

Kurang Paham

Tidak itu saja, masyarakat pada umumnya pun kurang begitu paham atas implementasi nilai-nilai Pancasila. Soeharso pun menceritakan pengalamannya ketika bertemu dengan petani di desa. Dia ditanya, apakah Pancasila itu bisa membuat harga pupuk murah. Bagaimana kaitannya Pancasila dengan menjual hasil panen dengan harga bagus dan menguntungkan petani.

Melihat kondisi tersebut, Kedai Havelaar, mencoba berkiprah mengobarkan api nasionalisme masyarakat. Saat menunggu pesanan, pelanggan sayup-sayup akan mendengar lagu-lagu khas yang diputar.

Lagu-lagu yang diperdengarkan di kedai ini semuanya bernuansa perjuangan. Lagu-lagu tersebut, antara lain Syukur, Gugur Bunga, Indonesia Jaya, Satu Indonesiaku, Tanah Air, Ibu Pertiwi, Selendang Sutra, Mengheningkan Cipta, Ibu Kita Kartini, dan Desaku.

Tidak itu saja, setelah mengamati foto-foto yang ada di tembok kedai ini juga ada yang menarik. Di tembok sisi kiri dan kanan terpampang gambar sejumlah tokoh yang mewarnai perjuangan bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan, hingga para pahlawan nasional. Mereka antara lain, Multatuli, Ki Hadjar Dewantara, Adnan Kapau Gani, Mgr Albertus Soegijapranoto SJ, Sutan Syharir, Mohammad Hatta, Jenderal Soedirman, dan Soekarno.

mar/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top