Bangkitkan Ekonomi Daerah, Desa Wisata di Pacitan Didorong Ikuti ADWI 2022
Salah satu Desa Wisata di Provinsi Pacitan, Jawa Timur.
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekaf) mendorong 20 Desa Wisata di Pacitan, Jawa Timur (Jatim) mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2022 guna mendorong kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Saat ini, di Jatim terdapat sekitar 570 Desa Wisata.
"Kemenparekraf meminta desa wisata yang di Jawa Timur dan di Pacitan untuk mendaftar ADWI sehingga nanti akan semakin banyak tumbuh desa wisata berkualitas yang menjadi tujuan pariwisata penunjang dari destinasi pariwisatas prioritas Tanah Air," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/3).
Seperti diketahui, ADWI 2022 merupakan program unggulan penggerak kebangkitan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang digalakan Kemenparekaf. Tahun ini, untuk kedua kalinya, ADWI digelar dengan mengangkat tema "Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit".
"Program ADWI 2022 ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat," kata Sandiaga.
Desa Wisata Sendang sendiri berada di Kecamatan Donorojo, Pacitan. Memiliki jarak tempuh sekitar 29 km dari kota kabupaten Pacitan atau sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil. Nama 'Sendang' sendiri berasal dari nama sebuah mata air.
Konon, dahulu terjadi adu kekuatan antara Prabu Brawijaya dan Ki Ageng Pandanaran memperebutkan air untuk minum. Ki Ageng Pandanaran menancapkan tongkatnya sehingga timbulah sumber air. Sejak itulah desa ini dinamakan desa Sendang. Objek wisata yang terkenal di Desa Sendang adalah Pantai Klayar, yang sudah menjadi destinasi favorit wisatawan bila ke Pacitan.
Dalam kunjungannya di Desa Sendang, Sandiaga mengunjungi Pantai Ngiroboyo dengan menggunakan mobil jeep. Sepanjang jalan mas menteri juga melihat kegiatan sehari-hari warga desa seperti panen kelapa bahkan dirinya sempat membeli sayur mayur dari para petani.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya