Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bagnaia Masih Adaptasi dengan Ducati 2024

Foto : KARIM JAAFAR / AFP

Pembalap Ducati Italia Francesco Bagnaia mengemudikan motornya pada hari pertama tes pramusim MotoGP di Sirkuit Losail di Doha, Selasa (20/2).

A   A   A   Pengaturan Font

DOHA - Francesco Bagnaia masih memiliki keraguan meski tercepat dalam tes pramusim MotoGP Qatar, Selasa (20/2). Pembalap pabrikan Ducati itu menandai putaran awal musim baru dengan menjadi tercepat di depan rivalnya dalam perebutan gelar tahun lalu, Jorge Martin.

Berdua sedang menyesuaikan diri dengan motor Ducati 2024 yang menyertakan fairing. Butuh waktu agar Bagnaia dan Martin terbiasa. "Senang, secara keseluruhan," ujar Bagnaia. Dia berhasil melakukan pekerjaan dengan sangat baik. Senang juga karena mencatat waktu putaran sama seperti tahun lalu di kualifikasi tanpa memasang ban lunak. "Kami telah meningkatkan level performa motor," sambung Bagnaia.

Dia mencoba fairingnya lagi dan berjalan baik. Dia sangat senang dengan penyaluran listrik. Bagnaia telah meningkatkan adaptasi dibanding tes Malaysia. Namun, ini bukanlah hasil sempurna baginya. Dia masih memiliki keraguan di beberapa area, namun punya waktu untuk bekerja.

Bagnaia juga mengungkap perkembangan yang dialaminya. Ini cukup stabil. Tapi, ketika mencobanya dengan rem, hasilnya sedikit lebih buruk. Jika bisa menyesuaikan pengaturannya, maka 100 persen kami akan melakukannya.

Catatan waktu lap terbaik Bagnaia 1 menit 52,040 detik, hanya terpaut sepersepuluh dari rekor pole resmi. Dia menegaskan tidak dapat memperhatikan pembalap Pramac Martin, yang menjadi tercepat kedua. Kemungkinan akan menjadi penantang gelar lagi tahun 2024.

Menurut Bagnaia sulit dalam tes untuk memahami berapa lap yang dilakukan pembalap di depan dengan bannya. Dia beruntung bisa mengikuti Jorge dan melihat apakah gearbox baik-baik saja. Menurutnya dalam tes tidak ada gunanya mengikuti seseorang.

Sementara itu, jika Pedro Acosta menang satu dari 10 balapan pertama MotoGP musim ini, akan menjadi pemenang balapan termuda di kelas premier Grand Prix. Saat ini rekor tersebut dipegang Marc Marquez. Tapi Acosta, pemenang gelar Moto3 dan Moto2 meski baru tiga musim di Grand Prix, dianggap sebagai talenta terbaik generasinya. Dia diharapkan melakukan hal-hal hebat sejak awal.

Tapi Acosta memilih untuk berpikir terlalu jauh. Pembalap 19 tahun itu ingin fokus belajar dan menikmati musim MotoGP pertamanya. "Saya telah mendengarkan ini berkali-kali. Namun ini bukan saat yang tepat untuk memikirkannya," ujar Acosta. Dia hanya punya satu hari mengendarai motor MotoGP dan memecahkan rekor seperti itu. Ini bukan saatnya untuk memikirkannya. Dia hanya perlu mencoba dan menikmatinya. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top