Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Badan Geologi: Aktivitas Sesar Naik Busur Flores Memicu Gempa Bumi di Lombok

Foto : ANTARA/Laman BMKG

Ilustrasi gempa.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan aktivitas sesar naik busur Flores menjadi pemicu gempa bumi merusak berkekuatan 5,5 magnitudo yang terjadi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Mekanisme sesar naik berarah barat hingga timur dengan sudut landai," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Gempa bumi yang terjadi hari ini pada pukul 16.11 WITA berpusat di Selat Lombok dengan koordinat 8,4 lintang selatan dan 116,03 bujur timur. Episentrum gempa berjarak sekitar 23 kilometer utara barat laut Kota Mataram pada kedalaman 10 kilometer.

Badan Geologi mencatat bahwa zona sesar naik busur belakang Flores telah beberapa kali mengakibatkan kejadian gempa bumi merusak terhitung pada tahun 1979, 2004, 2013, 2016, dan 2018.

Sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak dalam kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi.

Menurut data Badan Geologi pantai di Pulau Lombok tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari tiga meter.

Kondisi geologi Pulau Lombok secara umum tersusun oleh morfologi dataran pantai dan pada bagian tengah merupakan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Daerah terlanda gempa bumi tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). Batuannya tersusun oleh batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api, serta endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunung api muda.

Sebagian batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda telah mengalami pelapukan. Batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan dan endapan kuarter bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

"Bangunan di Pulau Lombok harus dibuat menggunakan konstruksi tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top