Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fenomena Alam

Badai Matahari Ekstrem Ancam Jaringan Listrik dan Sistem Navigasi

Foto : GEOFF ROBINS/AFP

Fenomena langit akibat badai matahari di London, Inggris.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengumumkan badai matahari ekstrem akan terjadi pada akhir pekan ini yang berpotensi memicu pemadaman listrik, mengganggu sistem navigasi, dan mematikan radio frekuensi tinggi di seluruh dunia.

Hal ini adalah pertama kalinya sejak Januari 2005, badan tersebut mengeluarkan peringatan badai geomagnetik G4, yang tertinggi kedua dalam skala lima langkah, ketika berbagai gelombang energi matahari menghantam planet ini.

Dikutip dari The Straits Times, lima ledakan material dari atmosfer matahari diperkirakan terjadi mulai akhir tanggal 10 Mei dan berlangsung hingga 12 Mei. "Pengamatan pada tingkat ini sangat jarang terjadi," kata Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa.

"Meskipun manusia akan terlindungi oleh medan magnet bumi, jaringan listrik yang tidak siap dapat terganggu, jaringan pipa dapat terisi arus listrik, dan pesawat ruang angkasa dapat terlempar keluar jalur," tambahnya.

Terakhir kali Bumi dilanda badai G5, yang terburuk dalam skalanya, adalah pada bulan Oktober 2003, menyebabkan pemadaman listrik di Swedia dan merusak trafo di Afrika Selatan.

Kekuatan sebenarnya dari badai tersebut akan diketahui sekitar 60 hingga 90 menit sebelum menghantam Bumi saat satelit mengukur semburan energi yang masuk. "Sebagian besar wilayah Asia, Eropa, dan Amerika Utara mungkin dapat melihat aurora, yang sering disebut Cahaya Utara, dalam semalam saat langit gelap dan cukup cerah," kata Kantor Meteorologi Inggris, mencatat kemungkinan besar aurora akan terlihat di seluruh negara itu.

Paparan Radiasi

Selain itu, penerbangan trans-polar antara Eropa, Asia, dan Amerika Utara kemungkinan akan dialihkan untuk menghindari peningkatan paparan radiasi bagi penumpang dan awak pesawat. Pelakunya adalah gugusan bintik matahari yang terlihat di sisi kanan piringan matahari yang berukuran 16 kali lebih lebar dari Bumi.

Matahari, yang berputar melalui siklus 11 tahun dengan jumlah bintik bertambah dan berkurang, mendekati puncak siklus saat ini yang dimulai pada Desember 2019.

Seperti dikutip dari Antara, para pejabat Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS mengatakan mereka belum pernah mengeluarkan peringatan sebesar ini selama lebih dari dua dekade. Badai G5 terakhir terjadi pada Oktober 2003.

"Badai geomagnetik dapat berdampak pada infrastruktur di orbit dekat Bumi dan di permukaan Bumi, berpotensi mengganggu komunikasi, jaringan listrik, navigasi, operasi radio, dan satelit," kata NOAA dalam pernyataan resmi seperti dikutip oleh Anadolu.

Untuk mengantisipasi dampak badai G5 itu, NOAA memperingatkan para operator pembangkit listrik dan badan antariksa di seluruh dunia untuk mengambil tindakan pencegahan.

Mereka mengatakan peristiwa tersebut dapat menyebabkan masalah tegangan listrik secara meluas, mengganggu operasi pesawat ruang angkasa, serta sistem navigasi satelit dan radio di seluruh dunia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top