Minggu, 15 Des 2024, 10:48 WIB

Bad Boy Chiller Crew Gugat Label Rekaman Terkait Royalti

Foto: Perou for NME

Grup rap asal Inggris, Bad Boy Chiller Crew, mengajukan gugatan hukum terhadap label rekaman mereka, House Anxiety, di Pengadilan Tinggi Inggris. Trio asal Bradford ini mengklaim bahwa mereka belum menerima royalti sebesar sekitar 400.000 pound sterling  yang seharusnya menjadi hak mereka.

Dikenal dengan lagu-lagu bassline yang enerjik, grup ini mendapatkan nominasi Brit Award untuk kategori grup terbaik pada tahun lalu. Namun, di balik kesuksesan mereka, perselisihan dengan label rekaman tampaknya tidak dapat dihindari.

Dilansir dari BBC, Bad Boy Chiller Crew menandatangani kontrak dengan House Anxiety pada tahun 2020, yang kemudian merilis mixtape mereka Full Wack No Breaks. Dalam gugatan tersebut, grup ini menyatakan bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain membawa masalah ini ke jalur hukum.

Menurut mereka, label tersebut telah gagal memberikan laporan royalti setiap enam bulan sekali, seperti yang dijanjikan dalam kontrak. Laporan pertama baru diberikan pada Oktober 2024, dan itu pun, menurut grup ini, berisi perhitungan yang salah dengan jumlah besar yang secara tidak semestinya dikurangkan.

Selain itu, mereka menuduh House Anxiety tidak memasukkan 217.000 pound sterling yang diperoleh dari kesepakatan lisensi dengan anak perusahaan Sony ke dalam laporan royalti. Hal ini membuat mereka tidak dapat menghitung dengan akurat jumlah yang sebenarnya harus diterima. 

Meski begitu, mereka yakin bahwa jumlah totalnya akan mencapai setidaknya 400.000 pound sterling.

Dalam pernyataannya kepada BBC, Bad Boy Chiller Crew menyebut bahwa mereka sebenarnya tidak ingin menempuh jalur litigasi. Namun, mereka merasa tidak ada pilihan lain ketika label mereka tidak memberikan hak royalti dan bahkan menghalangi mereka merilis musik secara independen untuk para penggemar.

Sebagai respons, House Anxiety membantah keras tuduhan tersebut. Pendiri label, Jaimie Hodgson, mengatakan bahwa mereka menyambut baik kesempatan untuk meluruskan informasi yang salah. Ia juga menyebut bahwa label tersebut tetap bangga dengan semua elemen dari kampanye Full Wack No Breaks dan upaya mereka mendukung grup tersebut mencapai impian menjadi artis label besar.

Kontrak antara Bad Boy Chiller Crew dan House Anxiety juga menjadi bagian dari sengketa ini. Grup tersebut mengklaim bahwa kontrak mereka telah berakhir, tetapi label tetap menganggap tindakan mereka melanggar perjanjian. Pada bulan Juni, grup ini merilis single dan EP secara independen, namun terpaksa menariknya dari Spotify setelah menerima keluhan dari House Anxiety.

Full Wack No Breaks, yang menjadi inti dari perselisihan ini, adalah album yang melambungkan nama Bad Boy Chiller Crew. Lagu mereka yang terkenal, "450," termasuk dalam mixtape tersebut. Kesuksesan grup berlanjut dengan album Disrespectful pada tahun 2022, yang mencapai posisi kedua di tangga album Inggris melalui kesepakatan lisensi dengan label Relentless milik Sony. Album itu juga melahirkan single populer "BMW" yang masuk 10 besar.

Selain sukses di dunia musik, Bad Boy Chiller Crew juga tampil dalam acara realitas mereka sendiri di ITV2 pada tahun 2021. Namun, dengan perselisihan hukum yang sedang berlangsung, masa depan grup ini tampaknya masih penuh ketidakpastian. Bagi para penggemar, hal ini menjadi momen yang membingungkan di tengah popularitas mereka yang terus meningkat.

Dalam situasi ini, kedua belah pihak tampaknya bersikukuh dengan posisi masing-masing. Bad Boy Chiller Crew berjuang untuk mendapatkan hak royalti dan kebebasan kreatif, sementara House Anxiety mempertahankan klaim bahwa mereka telah bertindak sesuai perjanjian. Bagaimana akhir dari konflik ini masih harus ditunggu, tetapi satu hal yang pasti, pertarungan ini mencerminkan sisi gelap dari industri musik yang sering kali tersembunyi di balik gemerlapnya panggung dan kesuksesan komersial.

Redaktur: Muhammad Ihsan Karim

Penulis: Muhammad Ihsan Karim

Tag Terkait:

Bagikan: