Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Azerbaijan Ambil Alih Kendali, Pengungsi Karabakh Menyeberang ke Armenia

Foto : CNA/AFP/ALAIN JOCARD

Pengungsi Nagorno-Karabakh berbondong-bondong menyeberang ke Armenia sebagian besar anak-anak, kaum wanita dan lansia.

A   A   A   Pengaturan Font

KORNIDZOR: Pengungsi etnis Armenia mulai meninggalkan Nagorno-Karabakh pada Minggu (24/9) untuk pertama kalinya sejak Azerbaijan melancarkan serangan yang dirancang untuk menguasai wilayah yang memisahkan diri itu dan mungkin akan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga dekade.

Operasi satu hari Azerbaijan yang berakhir pada Rabu dengan janji pelucutan senjata oleh kelompok separatis menandai perubahan geopolitik yang bersejarah wilayah itu, dengan kemenangan Baku, dan Armenia secara terbuka menjauhkan diri dari sekutu tradisionalnya, Rusia.

"Kemarin, kami harus meletakkan senapan kami. Jadi kami pergi," kata seorang pria berusia tiga puluhan dari desa Mets Shen kepada AFP ketika kelompok pertama yang terdiri dari beberapa puluh orang melintasi perbatasan dan mendaftar ke pejabat Armenia di Kornidzor.

"Kami punya waktu 15 menit untuk mengemas semuanya," katanya. Ia menyesali karena meninggalkan ternaknya dan makam putrinya yang berusia tiga tahun di Mets Shen. "Saya tidak mengucapkan selamat tinggal padanya. Saya berharap untuk kembali."

Menurut pemerintah Armenia, pada Minggu malam, 377 "pengungsi" telah menyeberang dari Azerbaijan ke Armenia.

Sebagian besar pengungsi yang dilihat oleh AFP adalah perempuan dan anak-anak, termasuk beberapa dari Eghtsahogh, tempat orang-orang berlindung di sekitar pangkalan penjaga perdamaian Rusia setelah desa mereka diduga diserang oleh Azerbaijan.

Para pemimpin separatis mengatakan sedang merundingkan nasib sekitar 120.000 etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh dalam dialog dengan pejabat Azerbaijan yang dimediasi pasukan penjaga perdamaian Rusia.

Azerbaijan mengatakan pihaknya telah mengalihkan kota utama di kawasan itu, Stepanakert, ke jaringan listriknya sebagai bagian dari upaya "reintegrasi".

Namun warga sipil yang berhasil melarikan diri melaporkan kekurangan makanan, air dan bahan bakar akibat blokade Azerbaijan selama sembilan bulan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top