Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Awas! Ini Efek Samping Jika Terlalu Banyak Makan Keju

Foto : Eat This Not That/Shutterstock

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Keju memang memiliki rasa yang lezat, apalagi di saat menjadi pelengkap hidangan apa pun, mulai dari pizza hingga taco, dan bahkan sepiring charcuterie yang mewah. Nyatanya, mengonsumsi keju secara berlebihan dapat memicu berbagai efek samping yang dapat berdampak pada kesehatan tubuh.

"Efek-efek ini dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti kandungan lemak yang tinggi pada keju, komposisi hormonal dari produk susu, potensi respon inflamasi terhadap lemak jenuh, dan risiko kontaminasi bakteri pada beberapa jenis keju," kata ahli gizi Mary Sabat MS, RDN, LD.

"Penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan bervariasi untuk mengurangi risiko ini dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan," tambahnya.

Dilansir dari Eat This Not That, berikut efek samping mengonsumsi keju berlebihan.

1. Sembelit

Keju yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan sembelit. Sebab, keju tinggi lemak dan rendah serat yang dapat memperlambat pencernaan dan mempersulit feses melewati usus.

"Hal ini dapat menyebabkan jarang buang air besar dan kesulitan membuang kotoran. Dalam jangka pendek, mengonsumsi keju dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kembung, sementara konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan sembelit kronis," kata Sabat.

2. Peradangan

Sabat menjelaskan, mengonsumsi kasein, protein yang ditemukan dalam susu dan merupakan komponen utama keju, berpotensi menyebabkan berbagai efek samping dan masalah kesehatan. Salah satu efek samping yang signifikan terkait konsumsi kasein adalah peradangan.

"Pada beberapa individu, kasein dapat memicu respon imun dan menyebabkan peradangan dalam tubuh. Respon inflamasi ini dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala, termasuk masalah pencernaan, masalah kulit, ketidaknyamanan pernapasan, dan bahkan nyeri sendi. Bagi individu yang memiliki alergi atau sensitivitas terhadap kasein, sistem kekebalan tubuh mengenali kasein sebagai ancaman dan melepaskan mediator inflamasi, yang menyebabkan reaksi yang merugikan," jelasnya.

3. Sakit maag

Keju adalah sumber lemak yang kaya dan dapat memicu mulas pada individu yang rentan. Menurut Sabat, jika dikonsumsi secara berlebihan, kandungan lemak pada keju dapat mengendurkan lower esophageal sphincter (LES), otot yang biasanya mencegah asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

"Hal ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada dan tenggorokan. Seiring waktu, nyeri ulu hati kronis dapat merusak lapisan kerongkongan dan menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD)," ucapnya.

4. Timbul jerawat

Menurut pedoman klinis yang diterbitkan oleh American Academy of Dermatology (AAD) dalam hal pola makan, bukti-bukti yang muncul menunjukkan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi dan pola diet dapat dikaitkan dengan jerawat.

"Meskipun tidak semua orang terpengaruh, beberapa orang mungkin mengalami kulit berjerawat atau jerawat yang memburuk sebagai akibat dari mengkonsumsi keju dalam jumlah yang berlebihan," tambah Sabat.

"Hal ini dapat dikaitkan dengan hormon yang ada dalam susu, termasuk insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang dapat merangsang produksi sebum dan berkontribusi pada pori-pori yang tersumbat. Selain itu, keju mengandung lemak jenuh yang tinggi, yang dapat meningkatkan peradangan pada tubuh dan berpotensi memperburuk kondisi kulit yang sudah ada," jelasnya.

Dalam hal makanan olahan susu, hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa susu/keju dapat mempengaruhi jerawat, tetapi pedoman AAD menyatakan bahwa kualitas dan kekuatan bukti terbatas dan tidak konsisten. Oleh karena itu, AAD menyimpulkan bahwa saat ini tidak ada perubahan pola makan khusus yang direkomendasikan untuk penanganan jerawat.

5. Risiko terkena listeria meningkat

"Listeria monocytogenes adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, wanita hamil, dan orang tua," kata Sabat.

Keju lunak, seperti brie, camembert, dan keju biru, memiliki risiko lebih tinggi terkontaminasi listeria. Jika keju-keju ini dikonsumsi secara berlebihan atau tidak disimpan dengan benar, risiko terpapar Listeria dapat meningkat.

"Listeriosis dapat menyebabkan gejala seperti flu, komplikasi parah pada individu yang rentan, dan bahkan keguguran atau kelahiran mati pada wanita hamil," tambahnya.

6. Risiko kanker meningkat

Sabat menuturkan, konsumsi keju yang berlebihan, terutama jenis yang berlemak tinggi, berpotensi meningkatkan risiko kanker tertentu.

"Keju mengandung lemak jenuh, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi antara konsumsi produk susu, termasuk keju, dan peningkatan risiko kanker prostat dan payudara," tuturnya.

"Namun, penting untuk dicatat bahwa hubungan antara konsumsi keju dan kanker masih terus diteliti, dan faktor-faktor lain dalam pola makan dan gaya hidup seseorang juga memainkan peran penting," lanjutnya.

7. Kembung

Keju yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan perut kembung yang tidak nyaman. Seorang ahli diet, Amy Gorin menjelaskan bahwa orang yang kesulitan mencerna produk susu kemungkinan besar akan merasa kembung dalam waktu 30 menit sampai dua jam.

Tentu saja, mengurangi konsumsi keju secara keseluruhan dapat membantu, tapi jika Anda masih mengalami banyak kembung setelah makan keju dalam jumlah kecil, Anda dapat mencoba mencampur jenisnya. Gorin mengatakan bahwa muenster, brie, dan camembert memiliki kandungan laktosa yang lebih rendah dibandingkan keju lainnya, sehingga lebih mudah dicerna dan menimbulkan efek samping yang lebih sedikit.

Gorin menambahkan bahwa jika Anda sangat tidak toleran terhadap laktosa dan makan terlalu banyak keju, semua laktosa itu akan berpindah ke usus besar alih-alih diproses dan diserap di dalam tubuh.

"Di dalam usus besar, laktosa yang tidak tercerna akan bergabung dengan bakteri normal dan menyebabkan gas," jelasnya.

Menurut FDA, mengalami gas segera setelah makan produk susu seperti keju adalah salah satu tanda yang paling umum dari kurangnya laktase, yaitu enzim yang memecah laktosa, atau gula, dalam produk susu.

8. Diare

Ahli diet sekaligus pendiri Rooted Wellness, Sarah Rueven mengatakan, mengonsumsi produk susu yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang serius bagi orang dengan kemampuan mencerna laktosa yang terbatas.

"Ketika seseorang dengan intoleransi laktosa mengonsumsi keju, laktase dalam keju tidak dipecah dan malah difermentasi di dalam usus oleh bakteri," jelas Rueven, yang mengatakan bahwa hal ini dapat menyebabkan diare di antara beberapa gejala pencernaan yang tidak menyenangkan lainnya.

9. Kesehatan jantung terganggu

Rueven menambahkan, makan terlalu banyak keju dapat membuat Anda berisiko lebih besar terkena penyakit jantung. Sebab, kadar natrium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan lemak jenuhnya dapat meningkatkan kolesterol jahat.

"Lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol jahat dan, jika dikonsumsi terlalu sering, bisa menjadi tidak sehat," katanya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top