Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Australia Laporkan Rekor Terbanyak Infeksi Covid-19

Foto : AFP/Saeed KHAN

Kenakan Masker - Sejumlah turis mengenakan masker saat mereka mengunjungi Opera House di Sydney, Australia. Pada Rabu (22/7), Australia melaporkan sejumlah 502 kasus baru infeksi virus dan ini merupakan rekor terbanyak sejak awal wabah virus ini merebak di Negeri Kanguru 4 bulan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Australia melaporkan kasus infeksi virus korona terbesar sebanyak 502 kasus baru pada Rabu (22/7). Terakhir kali lonjakan kasus virus korona di Australia terjadi pada 28 Maret lalu dengan laporan sebanyak 459 kasus.

Rekor lonjakan ini terjadi setelah 4 bulan epidemi ini menyebar di Negeri Kanguru, sehingga otoritas di sana segera memperingatkan bahwa kini Australia telah memasuki fase kritis baru.

Sebelum kembali terjadi lonjakan kasus, Australia menyatakan telah berhasil mengendalikan penyebaran wabah virus korona sehingga secara berkala mulai melonggarkan aturan protokol kesehatan.

Saat ini sebagian besar kasus virus korona baru dilaporkan di Negara Bagian Victoria dimana otoritas di sana telah berupaya keras mengendalikan wabah di Kota Melbourne setelah diberlakukan penutupan wilayah (lockdown) di kota itu dan wilayah sekitarnya selama hampir dua pekan.

"Ada 484 kasus baru dan dua kematian di Negara Bagian Victoria pada Rabu. Penambahan itu menjadikan total kasus aktif sebesar lebih dari 3.400 kasus," ucap Menteri Utama Victoria, Daniel Andrews.

Sementara itu saat ini di Australia yang memiliki populasi hampir 25 juta orang itu, tercatat hampir 13 ribu kasus virus korona dan 128 angka kematian akibat Covid-19.

Aturan Baru

Akibat semakin banyaknya warganya yang terserang Covid-19, kini penduduk Kota Melbourne telah diwajibkan untuk mengenakan masker saat berada di ruang publik dan kewajiban ini merupakan yang pertama diterapkan oleh sebuah pemerintah kota di Australia, demi memperlambat penyebaran virus korona.

Menteri Andrews kemudian mengatakan bahwa aturan baru yang terkait protokol pencegahan virus korona yang akan mengubah perilaku warga akan diterapkan setelah sebuah analisis memperlihatkan hampir 9 dari 10 orang yang didiagnosa terkena Covid-19 enggan menerapkan isolasi diri secara mandiri, tak merasa sakit, bahkan tak mau menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Setengah dari pasien yang baru juga tak mau tetap tinggal di rumah masing-masing sementara menunggu hasil tes kesehatan pada mereka," ucap Andrews. "Otoritas percaya ketidakpastian terkait kondisi pekerjaan juga jadi kunci pemicu tren perilaku ini," imbuh dia.

Terjadinya kembali penyebaran wabah virus korona di Australia juga telah mengubur harapan bagi pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Sebuah penyelidikan mengenai asal usul penyebaran virus korona di Melbourne pada pekan ini menyatakan bahwa banyak kasus infeksi terjadi akibat pelanggaran pengendalian atas hotel yang dipergunakan untuk mengkarantina warga yang baru pulang dari luar negeri.

Walau Victoria telah menutup wilayahnya dari seluruh penjuru dalam upaya menghambat penyebaran virus, namun masih terdeteksi kasus baru di negara bagian tetangga yaitu dari New South Wales.

Sejumlah klaster muncul di Sydney dimana sejumlah pejabat dinas kesehatan meyakini klaster ini berasal dari seorang pria asal Melbourne yang mengunjungi sebuah pub yang terkenal di kota itu.

Pada Rabu, New South Wales melaporkan adanya 16 kasus baru di wilayahnya dan masing-masing satu kasus dilaporkan di Negara Bagian Queensland dan South Australia. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top