Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Australia Dominasi 200 M Gaya Bebas

Foto : Manan VATSYAYANA / AFP

O’Callaghan meraih medali emas I Atlet Australia, Mollie OíCallaghan (kiri) berlaga di final nomor renang gaya bebas 200m putri pada Olimpiade Paris 2024 di Paris La Defense Arena, Nanterre, Paris, Selasa (30/7). O’Callaghan meng­ungguli rekan senegaranya Ariadne Titmus, untuk meraih medali emas ­Olimpiade

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Perenang Australia Mollie O'Callaghan, mengungguli rekan senegaranya Ariadne Titmus, untuk meraih emas Olimpiade nomor 200 m gaya bebas putri, Selasa (30/7). Di perlombaan lain perenang muda Kanada Summer McIntosh meraih juara nomor 400 m gaya ganti perorangan putri.

Dalam perlombaan yang berlangsung di La Defense Arena, perenang Rumania, David Popovici, memenangkan gaya bebas 200 m putra. Thomas Ceccon dari Italia menang gaya punggung 100 m putra. Tatjana Smith asal Afrika Selatan meraih medali emas dengan kemenangan menegangkan di nomor 100 m gaya dada putri.

O'Callaghan dikenal karena kecepatannya menjelang finis dan itu kembali terlihat. Siobhan Haughey asal Hong Kong memimpin saat melewati 150 meter dengan Titmus di belakangnya. O'Callaghan kemudian melesat untuk merebut emas dengan catatan waktu memecahkan rekor Olimpiade 1:53.27.

Juara bertahan dan pemegang rekor dunia Titmus, yang memenangkan gelar 400 m hari Sabtu, berada di urutan kedua dengan catatan waktu 1:53.81 dan Haughey di posisi ketiga. "Sungguh suatu kehormatan bisa bersama semua orang, dan bersaing dengan Arnie. Dia berlomba seperti binatang buas," ujar O'Callaghan.

Ini medali emas Olimpiade keempat atlet berusia 20 tahun itu. Tetapi yang pertama dalam nomor individu setelah tampil mengesankan sebagai perenang estafet di Tokyo. Sejak itu dia berkembang dengan memenangkan nomor 100 m dan 200 m kejuaraan dunia 2023. Dia juga memecahkan rekor dunia 200 m milik legenda Italia, Federica Pellegrini, yang sudah berusia 14 tahun, sebelum Titmus mengambilnya di bulan Juni.

McIntosh juga menambah reputasinya yang sudah bersinar dengan tampil dominan nomor 400 m gaya ganti perorangan putri. Perenang asal Toronto berusia 17 tahun yang memegang rekor dunia itu melaju ke finis dengan catatan waktu 4:27.71. dia mengungguli pasangan Amerika Serikat Katie Grimes (4:33.40) dan Emma Weyant (4:34.93).

Itu medali kedua perenang Kanada itu di Paris. Dia juga meraih perak di belakang Titmus di nomor 400 m gaya bebas. Dia juga favorit untuk memenangi nomor 200 m gaya ganti dan pesaing serius nomor 200 m gaya kupu-kupu. McIntosh, yang melakoni debut Olimpiade di Tokyo saat berusia 14 tahun, senang dengan hasil yang diraihnya.

"Sangat senang bisa menyelesaikan tugas, berdiri di puncak podium dan mendapatkan medali emas. Saya benar-benar hanya mencoba menikmati setiap momen," ujarnya.

Emas Senam

Dari cabang olahraga senam, Daiki Hashimoto menunjukkan keajaiban di akhir kompetisi untuk membawa Jepang meraih emas di kategori tim. Ini gelar tim kedelapan yang memperpanjang rekor Jepang dan menebus kegagalan di Olimpiade Tokyo. Tiongkok meraih perak dan AS perunggu, mengungguli Inggris.

Tiongkok favorit setelah mendominasi kualifikasi dan hanya perlu menjaga ketenangan di putaran terakhir dari enam rotasi untuk meraih kemenangan. Namun atlet Tiongkok Su Weide terjatuh dua kali di palang horizontal. Dia memberikan peluang tak terduga bagi Jepang untuk menyalip.

Dalam penutupan yang mendebarkan di Bercy Arena, Hashimoto, juara serba bisa dan palang horizontal di Tokyo tiga tahun lalu, akhirnya menemukan bentuknya. Atlet berusia 22 tahun itu beraksi untuk menghasilkan penampilan luar biasa dan membawa Jepang menang dengan selisih hanya 0,532 poin dengan total poin keseluruhan 259,594.

Hashimoto, yang dijuluki "Mr Infinite Stamina" mengatakan, Saya memiliki banyak dalam pikiran. Tetapi ketika naik ke panggung, dia hanya berkonsentrasi untuk penampilan. Dia merasa seluruh tim berada di belakangnya.

Hashimoto bergabung di podium teratas bersama rekan setimnya Kazuma Kaya, Shinnosuke Oka, Wataru Tanigawa, dan Takaaki Sugino. Su dan tim Tiongkok sangat kecewa karena hampir meraih kemenangan "Saya pikir ini mengajarkan pelajaran besar dan penyesalan besar," ujarnya.ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top