Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kemandirian Pangan | Bapanas Perlu Hitung Ulang secara Cermat Kebijakan HPP

Aturan HPP Jangan Rugikan Petani

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah perlu konsisten dalam menetapkan HPP gabah sesuai dengan target capaian Nilai Tukar Petani (NTP) yang dituangkan dalam kerangka ekonomi makro.

JAKARTA - Pemerintah perlu tegas menetapkan kebijakan mengenai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah atau beras di tingkat petani. Sebab, kebijakan HPP itu sangat berpengaruh bagi peningkatan pendapatan petani.

Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menilai saat ini kebijakan HPP belum memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan petani. Hal itu terlihat dari kebijakan HPP gabah atau beras yang kerap merugikan petani.

Bahkan, kebijakan tersebut dinilainya sekadar uji coba. Dia mencontohkan pencabutan kembali kebijakan HPP untuk gabah dan beras yang baru ditetapkan pada 20 Februari lalu. Untuk itu, dia meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) segera menghitung ulang dan merevisi dengan cermat agar kebijakan harga yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan harapan petani.

"Jadi, harus betul-betul dihitung berapa ongkos produksi yang dikeluarkan petani saat ini. Sebab, mulai dari sewa lahan, upah tenaga kerja, harga pupuk, benih, dan lain-lain saat ini mengalami kenaikan signifikan akibat naiknya harga BBM dan inflasi yang tinggi. Jadi, kalau harga gabah rendah maka petani pasti menjerit," ungkap Johan di Jakarta, Jumat (10/3).

Selain itu, Johan juga meminta pemerintah untuk konsisten dalam menetapkan HPP gabah sesuai dengan target capaian Nilai Tukar Petani (NTP) yang dituangkan dalam kerangka ekonomi makro pada 2024. "Artinya bahwa kesejahteraan petani adalah indikator pembangunan pertanian. Maka, sudah semestinya kebijakan harga termasuk HPP Gabah menjadikan peningkatan pendapatan petani sebagai dasar penetapannya," ujar Johan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top