Atasi Rendahnya Literasi Keuangan
Adanya kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan menunjukkan sejumlah konsumen masih belum memiliki pengetahuan yang memadai terkait produk atau layanan yang mereka gunakan.
JAKARTA - Literasi keuangan yang baik dinilai menjadi kunci kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan. Rendahnya tingkat literasi keuangan membuat masyarakat terhadap kasus penipuan, terutama investasi bodong dengan iming-iming hasil sangat besar.
Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Kartina Sury, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/11), mengatakan rendahnya literasi keuangan menyebabkan masyarakat berisiko membuat keputusan keuangan yang salah dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Dalam jangka panjang, dia mengkhawatirkan akan muncul keengganan masyarakat untuk mengonsumsi produk jasa keuangan.
"Adanya kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan menunjukkan sejumlah konsumen masih belum memiliki pengetahuan yang memadai terkait produk atau layanan yang mereka gunakan," ujar Kartina.
Dia mengatakan kesenjangan ini membuat masyarakat rentan terhadap keputusan keuangan yang berisiko, menanggung terlalu banyak utang, bahkan menjadi korban produk investasi bodong. Dia menambahkan masyarakat seringkali memiliki pemahaman yang tidak lengkap tentang produk, syarat pembayaran dan bunga yang disediakan oleh lembaga jasa keuangan.
"Konsumen yang terkena dampak dari rendahnya literasi keuangan akan mengalami kesulitan membayar utang karena tingkat bunga yang tinggi dan jangka waktu pembayaran yang singkat," kata Kartina.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya