Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Asupan Nutrisi dari Bahan Pangan Lokal Bantu Cegah Stunting

Foto : ISTIMEWA

aneka bahan pangan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia yakni tengkes (stunting). Meskipun angka prevalensi stunting di Indonesia telah menurun dari 26,92 persen pada 2020 menjadi 24,4 persen pada 2021 namun, angka tersebut masih dinilai tinggi.

Standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu tidak lebih 20 persen. Untuk menurunkan angka ini perlu akses terhadap makanan dan minuman sangat erat kaitannya dengan permasalahan gizi. Beberapa penelitian dan kajian ilmiah di berbagai daerah menunjukkan bahwa pangan, hidrasi, dan kuliner berbasis kearifan lokal dapat menjadi salah satu faktor sukses penanggulangan stunting di Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut dan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, Indonesian Gastronomy Community (IGC) mendeklarasikan konsensus dari para ahli di multi-bidang yaitu bidang pangan, budaya, sosio-antropologi, dan kesehatan. Isi deklarasi menegaskan tentang peran nutrisi yang bersumber dari makanan tradisional untuk pencegahan stunting.

Ketua Umum IGC, Ria Musiawan, menjelaskan sebagai komunitas yang memiliki misi sebagai pelestari makanan dan minuman Indonesia untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat dan bangsa Indonesia. Komunitas juga berkomitmen mendukung usaha penanggulangan stunting di Indonesia maka disusunlah konsensus dari para ahli.

"Kami memfasilitasi konsensus ahli melalui pendekatan gastronomi untuk menghasilkan suatu sikap dan kebijakan bersama dalam penanganan stunting," paparnya dalam deklarasi konsensus di Jakarta Senin (17/10).

Konsensus merupakan diskusi dari para ahli seperti Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum, Dokter Gizi dan juga President of Indonesian Nutrition Association Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, Chef Stefu Santoso, Dewan Pakar IGC Hindah Muaris, Legislatif (DPR) Komisi 9 Abidin Fikri, Perwakilan GAPMMI selaku Pelaku Industri Patricia Tobing, Pakar Sosio-Antropologi dan Psikologi Komunitas Dr. Endang Mariani Rahayu, M.Psi, serta Pengamat Media dari Kompas Gramedia Group Ninuk M Pambudy.

Selanjutnya hasil konsensus akan diserahkan kepada pemangku kebijakan sebagai bentuk tindak lanjut komitmen dan dukungan IGC serta Danone Indonesia terhadap pencegahan stunting. Inisiatif ini juga akan menjadi sebuah gerakan atau program kerja untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan pangan lokal di berbagai wilayah di Indonesia.

Ringkasan hasil deklarasi salah satunya membahas peran nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional untuk eradikasi stunting. Strategi gastronomi membasmi stunting dengan menambahkan makanan dari bahan pangan lokal.

Pemenuhan makanan bergizi seimbang dari bahan pangan lokal. Menu kudapan yang berprotein tinggi, seperti seperti bubur kacang hijau dan telur rebus. Menu makan siang sehat yang terbuat dari bahan pangan lokal untuk bayi, seperti bubur campur sayuran ditambah dengan telur rebus.

Menu sehat untuk balita yang terdiri dari nasi, ikan tongkol bumbu kuning, tumis sayuran dan buah pepaya. Menu makan siang bagi ibu hamil terdiri dari nasi ikan tongkol bumbu kuning, rempeyek teri, tempe goreng, tumis sayuran dan pisang ambon.

Asupan protein sangat penting bagi anak sejak masa kandungan hingga anak berusia dua tahun yang berada dalam masa emas pertumbuhan. Sumber protein bisa didapat dari ikan, telur, daging, keju, susu, dan kacang-kacangan

Dewan Pakar IGC, Hindah Muaris, menuturkan, salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada yang lebih praktis. "Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting," ungkapnya.

Dengan pendekatan gastronomi yang 'smart' kaum muda membantu akselerasi pencegahan stunting sejak dini -dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, berprotein tinggi dari bubur kacang hijau dan telur rebus. Bahan-bahan pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung dan kacang-kacangan, cukup mudah ditemukan dan memiliki nilai gizi tinggi.

Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Basrowi, MKK., mengatakan, Indonesia seharusnya tidak pantas menjadi negara dengan angka stunting yang tinggi, karena variasi makanan tradisional Indonesia luar biasa besar dan beragam. Pangan lokal dapat memenuhi hampir 60 persen protein. "Selain itu, hidrasi sehat atau asupan air minum yang cukup dan berkualitas juga merupakan faktor penting untuk perkembangan kognitif yang optimal pada anak," uja dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top