Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekspansi Bisnis I Japan Tobacco Inc Akuisisi Dua Anak Usaha Perusahaan Gudang Garam

Asing Incar Industri Rokok Lokal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Industri rokok multinasional paham bahwa Indonesia pasar pemasaran rokok yang paling menggiurkan di dunia sehingga mereka akan mengincar produsen-produsen rokok nasional untuk diakuisisi.

Jakarta - Industri rokok multinasional diperkirakan tengah mengarahkan radar bidikannya ke Indonesia. Ini karena potensi pasar di Tanah Air sangat besar mengingat aturan pemerintah terhadap konsumsi rokok tak seketat di luar negeri.

Tren akuisisi industri rokok di dalam negeri oleh perusahaan mulitnasional diperkirakan terus terjadi. Terkini, Japan Tobacco Inc mengambil alih 100 persen saham dua anak perusahaan PTGudang Garam, yaitu PTSurya Mustika Nusantara dan PTKaryadibya Mahardhika senilai 667 juta dollar Amerika Serikat.

Sebelumnya, aksi serupa juga dilakukan Philip Morris Internasional terhadap PTHM Sampoerna pada 2005. Berselang empat tahun kemudian, Bentoel diakuisisi oleh British American Tobacco (BAT).

"Industri rokok multinasional tahu betul Indonesia adalah pangsa pasar untuk pemasaran rokok yang paling menggiurkan di dunia. Mereka akan mengincar produsen-produsen rokok nasional untuk diakuisisi," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, di Jakarta, Selasa (8/8).

Menurut Tulus, Indonesia menggiurkan bagi industri rokok multinasional karena mereka tahu regulasi pengendalian tembakau di Indonesia masih sangat lemah. Dia menambahkan di luar negeri, terutama Jepang, industri rokok multinasional mulai tergencet dengan aturan pembatasan tembakau yang ketat.

"Karena itu, mereka lari ke Indonesia untuk memasarkan produknya," tuturnya.

Saat ini, industri rokok di luar negeri saling bersaing berhadapan dalam ruang lingkup yang kian terbatas aturan. Kini, pangsa pasar rokok dunia didominasi oleh perusahaan Tiongkok, perusahaan Jepang, Philip Morris, dan BAT.

Di sisi lain, prevalensi perokok remaja dan anak-anak di Indonesia cenderung meningkat. Remaja dan anak-anak Indonesia adalah sasaran industri rokok multinasional untuk menjadi pangsa pasar mereka.

Bila hal itu dibiarkan, Tulus mengatakan dalam jangka panjang akan menjadi beban sosial ekonomi masyarakat Indonesia, bahkan bisa menjadi bencana nasional akibat kerusakan generasi yang kecanduan rokok.

Ancaman PHK

Tak hanya itu, lanjut Tulus, aksi korporasi tersebut dikhawatirkan menimbulkan ancaman bagi pekerja di pabrik rokok yang berada di Kediri, Jawa Timur. Tulus mencontohkan aksi serupa terhadap PTHM Sampoerna oleh Philip Morris Internasional. Saat itu, PTHM Sampoerna sempat menjanjikan tidak akan melakukan mekanisasi. Namun, faktanya lain, yakni terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal.

"Japan Tobacco Inc pasti akan melakukan mekanisasi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin yang secara ekonomi lebih efisien. Satu mesin bisa menggantikan minimal 900 tenaga manusia," kata Tulus.

Tulus memperingatkan pergantian tenaga kerja manusia dengan mesin akan berimbas pada penambahan angka pengangguran. Pada akhirnya, angka kemiskinan berpotensi meningkat.

Seperti diketahui, Grup Japan Tobacco banyak terlibat di bisnis rokok Indonesia. Musuo Iwai, Executive Vice President dan President Tobacco Business, menilai akuisisi ini akan menjadi ekspansi penting bagi perusahaan di negara ekonomi berkembang atau emerging market untuk menjaga pertumbuhan kinerja bisnis ke depannya.

"Ini merupakan akuisisi penting pertama bagi kami di Asia Tenggara dan kesempatan baik bagi kami untuk mengembangkan bisnis di kawasan regional," ujar Iwai. mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top