Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I WFP: 6 Bulan Lagi Jutaan Warga Myanmar Terancam Kelaparan

Asean Tolak Usulan Embargo Senjata

Foto : AFP

Bantuan WFP l Warga Myanmar menerima karung-karung berisi beras bantuan dari Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP). Pada Jumat (28/5), WFP melaporkan bahwa jutaan warga Myanmar dalam 6 bulan mendatang akan mengalami ancaman kelaparan akibat konflik sipil di negara itu.

A   A   A   Pengaturan Font

Sembilan negara Asean mendesak PBB untuk tak mendukung usulan embargo senjata ke Myanmar karena Asean meyakini harus memimpin dalam menyelesaikan krisis di Myanmar.

WASHINGTON DC - Seorang diplomat Eropa pada Kamis (27/5) menyatakan bahwa sembilan negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) telah mengirimkan surat ke negara-negara yang mendukung rancangan resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Myanmar, yang isinya meminta negara-negara pendukung untuk menghapuskan kalimat yang menyerukan penangguhan segera atas penjualan atau pengalihan semua senjata dan amunisi militer ke Myanmar.

"Asean ingin PBB membatalkan seruan untuk menangguhkan penjualan senjata ke militer Myanmar, yang telah menewaskan ratusan warga sipil sejak melakukan kudeta di negara tersebut," demikian kata Georg Sparber, wakil Duta Besar Liechtenstein untuk PBB di New York, kepada BenarNews.

"Asean mengirim surat kepada kami dan di antara amandemen (terhadap draf) yang mereka usulkan adalah paragraf penghapusan senjata (embargo)," ucap Sparber.

"Tidak ada alasan yang diberikan dalam surat itu dan ketika saya mengatakan surat Asean, yang saya maksud bukan Myanmar yang juga merupakan anggota Asean, tetapi surat itu dari sembilan negara anggota lainnya," papar dia melalui sambungan telepon.

Dalam pernyataannya itu, Sparber menolak untuk merilis salinan dari surat tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top