Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Bersih I Asean Naikkan Target Bauran EBT pada 2025 Jadi 35% dari 32%

Asean Sepakat Tambah Pembangkit EBT

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Negara di kawasan Asia Tenggara atau Asean optimistis dapat meraih target baru pengurangan intensitas energi sebesar 32 persen pada 2025.

JAKARTA - Negara-negara di Asia Tenggara atau Asean sepakat menambah target kapasitas terpasang energi terbarukan (EBT) di pembangkit tenaga listrik sebesar 35 persen pada 2025. Hal itu diteken dalam rangkaian Pertemuan Asean Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-38 yang dilaksanakan secara virtual pada pertengahan pekan lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menjelaskan adanya optimisme tersebut karena target penurunan intensitas energi Asean sebesar 20 persen pada 2020 telah dicapai lebih dini pada 2018 sebesar 21 persen.

"Pencapaian ini membuat Asean optimistis dapat meraih target baru pengurangan intensitas energi sebesar 32 persen pada 2025," ungkap Arifin dalam pertemuan itu.

Dijelaskannya, Asean masih menghadapi tantangan dalam usaha meraih target bauran energi terbarukan, yang pada 2018 sebesar 13,9 persen dari total suplai energi primer. Angka ini masih cukup jauh dari target 23 persen pada 2025, namun negara-negara Asean bersepakat menambahkan target kapasitas terpasang energi terbarukan di pembangkit tenaga listrik mencapai 35 persen pada 2025.

"Perlunya transisi energi Asean yang tidak hanya berfokus pada peralihan bahan bakar fosil ke energi terbarukan, namun juga peralihan ke pilihan energi dan teknologi yang lebih bersih serta terjangkau," tegas Arifin.

Salah satu inisiatif utama Indonesia terkait kerja sama transisi energi Asean adalah memprakarsai pendirian Clean Coal Technology, Centre of Excellence (CCT COE). Fasilitas ini direncanakan berlokasi di Sentra Teknologi Batubara Palimanan, Jawa Barat.

Keberadaan CCT COE penting untuk meningkatkan kerja sama internasional, termasuk kolaborasi penelitian dan pengembangan dan transfer teknologi, tidak hanya untuk Indonesia, namun negara anggota Asean lainnya juga.

Dukungan dari seluruh negara anggota Asean dan tiga negara mitra wicara AMEM+3 (Jepang, Korea, dan RRT) diharapkan dapat mewujudkan pemanfaatan CCT COE dan meningkatkan kemampuannya dalam hal keahlian, fasilitas dan sumber daya.

Sementara itu, peneliti pertambangan Ferdy Hasiman mengakui bauran EBT untuk RI sendiri masih sangat rendah karena baru di angka delapan persen dari bauran energi nasional. "Ini pekerjaan rumah pemerintah sekarang mengejar target 23 persen pada 2025," tandas dia.

Penurunan Emisi

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas, Adhi Wibowo, menuturkan, selain meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan, upaya lain penurunan emisi adalah dengan meningkatkan kualitas BBM ramah lingkungan.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan BBM ramah lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan program Langit Biru yang dicetuskan pemerintah lebih dari 20 tahun lalu. Salah satu upaya program tersebut adalah mengurangi emisi gas buang. "Emisi gas buang berkontribusi 70 persen terhadap kualitas udara," katanya.

Dikatakan Tulus, masyarakat perlu diingatkan kembali untuk mewujudkan kualitas udara dengan program Langit Biru, khususnya kualitas BBM yang digunakan. "Ini harus dilakukan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang tertinggal dalam penggunaan BBM berstandar Euro," pungkas Tulus.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top