Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lingkungan Hidup - Presiden Malu pada Singapura dan Malaysia

Asean Diminta Proaktif Atasi Asap Lintas Negara

Foto : ANTARA/AHMAD RIZKI PRABU

PADAMKAN LAHAN GAMBUT - Warga berupaya memadamkan lahan gambut yang terbakar di desa Pulau Semambu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (6/8).

A   A   A   Pengaturan Font

KUALA LUMPUR - Malaysia akan meminta negara-negara anggota Asean proaktif dalam mengatasi masalah kabut asap lintas negara, dalam pertemuan dua hari di Brunei, Selasa (6/8). Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia, mengatakan negara itu ingin ada upaya bersama sesuai dengan Perjanjian Asean tentang kabut asap lintas negara yang telah diratifikasi.

Wakil Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia, Isnaraissah Munirah Majilis, akan memimpin delegasi Malaysia dalam Kelompok Kerja Teknis ke-21, dan pertemuan Komite Pengarah Sub-Regional Ministerial Steering Polle Haze di Brunei. Dia akan menyerahkan laporan tentang langkah-langkah yang patut diambil untuk menghindari pembakaran lahan dan polusi kabut asap.

"Malaysia juga akan mengaktifkan Rencana Aksi Nasional baru untuk Pembakaran Terbuka dan menyempurnakan Rencana Aksi Kabut Nasional yang ada," kata kementerian itu.

Pertemuan tahunan yang melibatkan Malaysia, Brunei, Indonesia, Singapura dan Thailand itu akan membahas langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi masalah polusi lintas batas.

Malu ke Malaysia

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyesalkan kebakaran hutan dan lahan yang telah menyebabkan kabut asap terbang sampai ke Malaysia dan Singapura. Jokowi mengaku malu atas kondisi tersebut. Apalagi, pada pekan ini Jokowi akan melakukan kunjungan kerja ke dua negara tetangga tersebut.

"Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL, 'Jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita'," kata Jokowi saat memberi pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8).

"Saya cek 'jerebu' ini apa, ternyata asap. Hati-hati, malu kita kalau enggak bisa menyelesaikan ini," sambung Jokowi.

Jokowi mengatakan warga Singapura dan Malaysia selama empat tahun terakhir sudah senang karena tak ada lagi kabut asap dari Indonesia yang masuk ke negara mereka. Namun, ia menyesalkan asap kembali sampai ke negara tetangga pada tahun ini. "Tahun ini meskipun tidak dalam skala yang seperti 2015, tetapi mulai ada lagi," ucap Jokowi.

Akan Dicopot

Presiden juga mengingatkan, aturan main yang diberlakukan pada 2015, yakni akan mencopot jajaran kepolisian dan TNI di daerah jika tidak mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan, masih berlaku. "Aturan main kita tetap masih sama. Saya ingatkan pangdam, danrem, kapolda, kapolres. Aturan main yang saya sampaikan 2015 masih berlaku," kata Jokowi.

Tahun 2015 adalah puncak kebakaran yang paling parah. Saat itu, kabut asap dari kebakaran hutan tak hanya mencemari udara di dalam negeri, tetapi juga sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Oleh karena itu, Jokowi membuat aturan mencopot pimpinan kepolisian dan TNI jika terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerahnya. Ia memastikan ancaman itu masih berlaku hingga saat ini.

"Saya telepon Panglima TNI, saya minta dicopot yang tidak bisa mengatasi," kata dia. the straits times/SB/fdl/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top