Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta Militer

Asean Didesak Tunjuk Utusan bagi Myanmar

Foto : Dok Kemlu RI

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia akan terus berkomunikasi dengan ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) serta anggotanya untuk mendorong tindak lanjut lima poin konsensus untuk membantu menyelesaikan krisis politik di Myanmar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, dalam pertemuan dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa (EU) untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, di Jakarta, Rabu (2/6).

Menurut Menlu Retno, konsensus harus dijalankan terutama melalui penunjukan utusan khusus Asean untuk Myanmar serta komunikasi dengan semua pihak, termasuk dalam rencana kunjungan Sekretaris Jenderal Asean dan delegasi Brunei Darussalam sebagai ketua Asean tahun ini, ke Myanmar.

"Ini akan merupakan titik awal kerja Asean untuk menindaklanjuti lima poin konsensus. Keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus terus menjadi prioritas," ujar Menlu Retno saat menyampaikan pernyataan pers secara virtual, usai pertemuan dengan perwakilan EU.

Poin-poin dalam konsensus itu mencakup antara lain, seruan untuk penghentian kekerasan di Myanmar, penunjukan utusan khusus Asean, serta penyaluran bantuan kemanusiaan ke Myanmar.

Lebih lanjut Menlu Retno menegaskan bahwa dialog inklusif juga penting untuk didorong guna menyelesaikan krisis politik di Myanmar, dan membawa demokrasi kembali dalam kehidupan politik Myanmar sesuai dengan kehendak rakyat Myanmar.

Menurut perwakilan tinggi EU Josep Borrell, kepemimpinan Indonesia sangat dibutuhkan untuk mencari solusi atas situasi Myanmar saat ini yang diwarnai protes dan kekerasan menyusul kudeta militer terhadap pemerintah terpilih negara itu pada 1 Februari lalu.

"Saya sangat prihatin bahwa situasi di sana belum terpecahkan, tetapi jika seseorang dapat membantu maka itu adalah Asean dan Indonesia. Saya yakin Anda akan melanjutkan upaya Anda untuk melindungi dan membantu rakyat Myanmar," tutur Borrell kepada Menlu Retno.

Belum Ada Progres

Sejak para pemimpin Asean menyepakati lima poin konsensus dalam pertemuan di Jakarta, April lalu, hingga kini perhimpunan itu belum mencapai progres termasuk untuk menunjuk utusan khusus untuk Myanmar karena perbedaan pendapat di antara negara anggota.

Sebuah dokumen kerangka yang dirilis Brunei Darussalam pada bulan lalu mengusulkan bahwa utusan khusus Asean untuk Myanmar ini aktif hingga akhir 2021. Dokumen itu juga mengusulkan pembatasan kewenangan dan tugas utusan khusus tersebut hanya untuk mediasi.

Beberapa negara Asean tak setuju lantaran dinilai merusak kedudukan dan pengaruh dari utusan tersebut. Empat sumber diplomatik mengatakan Indonesia dan Thailand berselisih terkait detail pembentukan utusan khusus Asean tersebut. Ant/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top