Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Layanan Penyeberangan

ASDP Pacu Digitalisasi Tiket Atasi Praktik Percaloan

Foto : ISTIMEWA

TRANSFORMASI DIGITAL | Petugas PT ASDP Indonesia Ferry (kanan) memberikan panduan kepada pengguna jasa penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, beberapa waktu lalu. Saat ini, terdapat 28 pelabuhan yang telah menerapkan pemesanan tiket online.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) meluncurkan program 'Say No to Calo' untuk menghadirkan layanan penyeberangan di pelabuhan secara prima bagi seluruh pengguna jasa. Program ini efektif berlaku mulai 1 Juli lalu di empat pelabuhan utama, meliputi Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin mengatakan manajemen secara aktif berkelanjutan melakukan sosialisasi pembelian tiket ferry secara online via Ferizy. Hal ini terbukti telah memberikan banyak manfaat bagi pengguna jasa antara lain lebih cepat dan dapat meminimalkan antrian di pelabuhan.

"Digitalisasi pembelian tiket penyeberangan feri ini merupakan bukti komitmen atas transformasi digital yang dilakukan ASDP dalam lima tahun terakhir untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna jasa," kata Shelvy dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/7).

Terlebih lagi, ASDP makin gencar menerapkan reservasi tiket secara daring (dalam jaringan) atau online di cabang melalui aplikasi maupun website trip.ferizy.com. Untuk memperkuat reservasi tiket via Ferizy tersebut, manajemen pun merancang program 'Say No to Calo' yang bertujuan melindungi pengguna jasa dari praktek percaloan.

Saat ini, terdapat 28 pelabuhan yang telah menerapkan pemesanan tiket online yaitu Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, Ajibata, Ambarita, Jangkar, Sape, Labuan Bajo, Lembar, Padangbai, Jepara, Karimun Jawa, Ujung, Kamal, Kayangan, Pototano, Tanjung Kalian, Pagimana, Gorontalo, Galala, Hunimua, Waipirit, Namlea, Batulicin, Tanjung Serdang, Bajoe, dan Kolaka.

"Kehadiran calo berdampak negatif terhadap pelayanan prima di pelabuhan diantaranya ketidaknyamanan penumpang karena mendapatkan tiket dengan harga yang melambung sangat tinggi dari harga resmi. Selain itu, banyak pengguna jasa melaporkan yang mengalami kerugian saat membeli tiket via calo karena boarding pass tidak dapat digunakan saat masuk ke pelabuhan. Hal ini tentu menjadi perhatian kami untuk dibenahi," tutur Shelvy .

Tingkatkan Patroli

Untuk itu, ASDP meningkatkan patroli di pelabuhan dan menerapkan sistem geofencing yang memastikan pembelian tiket hanya bisa dilakukan melalui loket resmi dan aplikasi Ferizy. Hanya penumpang dengan tiket resmi yang dapat masuk ke area pelabuhan, berkat filterisasi ketat di titik masuk.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top